Seorang pemuda tampak sedang berjalan melewati suatu tempat yang cukup ramai. Dan sama seperti orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya, pemuda itu memakai payung. Ya, cuaca hari itu sedang hujan.
Bedanya dengan yang lain, pemuda ini berjalan, memakai payung, sambil melihat ponsel. Dengan wajah yang sedikit memerah, ia melihat ke arah layar yang ternyata isinya adalah foto seorang gadis itu. Gadis manis, seksi, yang hanya memakai bikini.
"Dada Ilya-chan benar-benar bagus, kalau saja dia mengizinkanku untuk ..."
Deg! Langkah pemuda itu tiba-tiba saja terhenti. Di depannya, seorang gadis cantik berambut panjang berdiri dengan wajah yang murung. Sendiri, basah di tengah guyuran hujan itu.
Orang-orang yang ada di sekitar sama sekali tak peduli. Hanya pemuda itu yang menghentikan langkah dan memperhatikannya, gadis manis bermata merah itu. "Mata merah? Orang-orang berpura-pura tidak melihatnya, huh? Perempuan adalah harta karun." pikir pemuda itu. "Meskipun mereka membenciku, aku tetap akan merawat mereka."
Pemuda tadi menyodorkan payungnya, dengan niat untuk menolong gadis itu. Akan tetapi, si gadis malah memasang tampang marah dan dengan cetusnya berkata, "Butuh sesuatu? Kau mendekatiku untuk bisa mendapatkan tubuhku kan? Tapi sayang sekali, orang-orang yang sebelumnya melakukan hal sama sudah aku buat kabur!"
"..." Pemuda tadi terdiam, shock. Ehm, namun kemudian dengan jujur ia mengatakan keinginannya, "Tidak, tapi, aku sudah memutuskan. Aku sudah memutuskan kalau aku akan merawat perempuan."
"..." giliran si gadis yang terdiam. Sampai akhirnya ia berkata, "Apa kau bodoh, hah? Aku tahu kau sudah meminjamiku payung. Tapi kalau kau menyentuhmu, aku tak akan segan-segan menghajarmu."
"Sudah ku bilang kan aku hanya ingin merawat perempuan?"
"Eh?"
"Bagiku perempuan adalah harta karun. Mereka imut, dan bagian seksi mereka begitu seksi. Dan bagi kami para lelaki, dada mereka, bokong, paha, mereka adalah kotak harta yang dibungkus oleh keinginan kami."
"..." si gadis semakin terdiam.
"Aaah, tidak!!!!" pemuda itu menyesal karena sudah mengatakan hal-hal yang kotor. "Kenapa aku mengatakan hal-hal seperti itu!? Baru saja aku membuang kesempatan untuk bisa berbicara dengan gadis cantik!!!!"
"Kau aneh." gadis itu tersenyum, dan kemudian bertanya, "Terima kasih, siapa namamu?"
"Na-namaku Kaga Ryousuke!!" pemuda yang akhirnya diketahui bernama Ryousuke itu itu kaget, wajahnya memerah.
"Kalau boleh jujur, sebenarnya aku sedikit terluka melihat orang-orang tidak mempedulikanku. Aku benar-benar tidak beruntung hari ini." ucap perempuan itu.
"Ah, uhm ..." dengan malu-malu Ryousuke hendak menyampaikan sesuatu, "Kalau kau mau, da-dan maksudku hanya kalau kau mau ..."
"Oh, kau ingin mengajakku ke rumahmu kan??"
"!!" wajah Ryousuke semakin memerah, ternyata gadis itu tanggap.
"Baiklah, kalau begitu tunjukkan jalannya ya!"
"Y-ya, ikuti aku."
Setelahnya mereka pergi menuju kediaman Ryousuke, sebuah rumah yang kelihatannya cukup besar. "Kau tinggal di sini sendirian?" gadis itu bertanya.
"Ya, orangtuaku bekerja di luar negeri, jadi tak akan ada masalah." jawab Ryousuke.
"Oh," anjing Ryousuke menghampiri gadis itu. kemudian, gadis itu menyapanya, "anjing yang manis."
"Oh iya, kau pasti basah kan?"
"Eh? Aku baik-baik saja."
"Kalau begitu, sebaiknya kau masuk." Ryousuke membuka pintu.
Tapi tiba-tiba, setelah mendengar ucapan tadi, gadis itu kembali memasang tampang aneh. "Namamu ... Ryousuke, kan?"
"A-ah! Tidak! Jangan marah begitu, aku tak bermaksud untuk berbuat yang bukan-bukan! Aku hanya tak ingin kau masuk angin dan ..."
"Apa kau bilang kalau kau mau membantuku?" gadis itu bertanya, dengan wajah yang tampak murung. Kemudian Ryousuke menjawab, "Akan aku lakukan apapun!"
"Apapun?"
"Apapun selama aku bisa melakukannya!" tegas Ryousuke. Kemudian sejenak, gadis itu terdiam. Dan lalu, dengan lembut ia memeluk tubuh pemuda itu.
"Terimakasih, aku sangat senang. Awalnya aku tak yakin, tapi kau sudah membuatku yakin."
"Eh? Tu-tunggu, terlalu cepat untuk mengucapkan terimakasih kan ..."
"Maafkan aku." Gadis itu berbisik tepat di sebelah telinga Ryousuke. Kemudian secara mengejutkan, tiba-tiba gadis itu menusuk dada Ryousuke dengan suatu pisau.
"Eh? A-aku ditusuk?" Ryousuke mulai kehilangan tenaga, "Ja-jadi ini rasanya akan mati ..." Ryousuke terjongkok, dan tubuhnya bergetar.
"Eh? Kau masih bisa bergerak?"
"Terimakasih, sudah menunjukan padaku sebuah mimpi yang indah di saat terakhir ..."
Akhirnya Ryousuke rebah.
"Maaf, Ryousuke." ucap gadis itu.
Setelahnya, gadis itu masuk ke dalam rumah Ryousuke dan kemudian mandi. "Ah, kenapa aku tak bisa menemukan seseorang dengan kekuatan spesial? Dan yah, aku sudah melakukan sesuatu yang benar-benar buruk terhadap Ryousuke, padahal dia begitu baik padaku. Tapi kalau aku mencoba untuk menjelaskannya, dia pasti akan lari."
Selesai mandi, gadis itu mengeringkan tubuhnya menggunakan handuk dan mengambil pakaian yang ada di lemari, pakaian Ryousuke, dan ia memakainya.
"Benar, dengan semua hal yang akan terjadi sekarang, aku benar-benar harus memberitahu ia semuanya. Dan aku tak bisa membiarkannya todur di depan pintu masuk selamanya. Orang biasa, maksudku seseorang tanpa kemampuan khusus sepertinya mungkin akan tidur sedikit lebih lama, kan? Setidaknya aku harus memindahkannya ke sofa."
Sementara itu, Ryousuke masih terbaring tepat ruang setelah pintu masuk rumahnya itu. Ia tergeletak di bawah, dan ternyata tidak mati. Meski tidak terlalu mampu mengendalikan dirinya, pemuda itu masih tersadar, "Huh? Apa ini ruang masuk rumahku? Tapi, bukankah aku sudah mati? Aku tak bisa menggerakan tubuhku. Tapi, kenapa harus di ruang masuk? Apakah ini sisa keberadaan arwahku? Jangan-jangan ini karena ... Saat masih kecil, aku begitu senang merayap di ruang masuk? Sampai-sampai setelah aku mengulangi kebiasaan itu berkali-kali, orang tuaku bertanya, apa yang kau lakukan? Menyenangkan diri. Jawabanku itu kemudian membuat mereka semakin khawatir. Tapi, apa sisa hantuku bergentayangan di sini hanya karena itu!? Kenapa tidak di depan televisi saja? Aku menghabiskan banyak waktu mudaku di sana, dan aku mau menonton DVD dewasa yang baru saja aku pinjam. Tapi kalau aku gentayangan di sana, TV yang tiba-tiba menyala dengan sendirinya dan menampilkan film-film dewasa malah akan kelihatan seperti film horror. Tapi ngomong-ngomong, kenapa dia mengakhiri hidupku seperti ini? Padahal dia manis, meski dadanya tidak besar sih, tapi bagaimana bisa dia melakukan hal, bukan, tindakan seperti itu?"
Dalam kondisi setengah sadarnya itu, Ryousuke terus bertanya-tanya. Hingga kemudian, refleks ia terbangun dan berteriak, "Apa yang sebenarnya kau ingin lakukan padaku!!!?"
Secara mengejutkan, Ryousuke terbangun saat gadis itu tepat berada di depannya. Dan lebih parahnya lagi, kepala pemuda itu masuk ke selangkangan si gadis.
Ryousuke kaget, dan ia masih belum tahu apa yang menempel di depan wajahnya itu. "Garis merah? Apa ini, Shangrila? Bukan, ini di antara dua paha, selangkangan?"
"Tidakkk!!!!!!!!!!!!!" Si gadis berteriak berlari. Akan tetapi, kakinya malah menyandung kaki Ryousuke dan iapun terjatuh.
"Kyaaaa!!!! Ukhhhhh!!!" Gadis itu menahan rasa sakit di kepalanya.
"Kau ... Kau ..." Ryousuke hendak menyampaikan sesuatu, "Kau lebih berat dari yang aku kira."
"!!!!!" Mereka saling menatap.
"Ahahahahahaha..." Keduanya sama-sama tertawa. hanya saja bedanya, Ryousuke tertawa tak tahu apa-apa sedangkan gadis itu memasang wajah yang kejam.
"Bunuh!!!"
Gadis itu menginjak kepala Ryousuke. Untung saja, pemuda itu cepat menggulingkan badannya, ia menghindar. Gadis itu terus menginjak, dan Ryousuke terus menggelindingkan badan menjauh. Tapi pada akhirnya, ia sampai di samping tembok, tak mampu menghindar lagi.
"Dapat kau!" Gadis itu bersiap untuk menginjak.
"Telapak kaki gadis yang manis ..." Wajah Ryousuke malah memerah. "Ini lebih mirip sebagai hadiah bagiku ..."
"kenapa kau malah senang begitu hah? Mati!!!"
"Ng?" Ryousuke fokus ke sela antara kedua kaki gadis itu, dan akhirnya ia sadar, "Garis merah?"
"!!!!" Dengan cepat si gadis menutupi bagian kewanitaannya itu.
"Aaah, tapi tunggu dulu, yang kau kenakan itu, itu kan pakaianku!!?"
"Hanya ini yang ku lihat masih bersih. Dan kenapa hanya ada satu pakaian bersih di lemarimu!?"
"Hmmm, itu karena belakangan ini sering hujan."
"Lalu apa kau tak pernah mencuci pakaian dalammu juga?"
"Ya, makanya sku harap deodorannya bekerja dengan baik."
"Tidak!!!! Tapi setidaknya, kau mencuci pakaian ini dengan benar kan?"
"Hmmmm...." Ryousuke ragu.
"Ti-tidak mungkin!"
"Ya, aku mencucinya dengan benar. Aku mencucinya musim lalu sebelum sering hujan, jadi ..."
"Aku tak mau mendengarnya lagi!!!!" Teriak si gadis sambil menutup telinga.
"Kau sendiri yang tanpa permisi memakai bajuku kan?" ucap Ryousuke, dan kemudian ia terpikir akan sesuatu. "Hmmm, tunggu dulu, dia memakainya? Dia membukan semua pakaiannya dan kemudian memakai itu? Ah ..."
"Aku punya pertanyaan!!!" dengan penuh semangat, Ryousuke mengangkat tangan.
"Apa sekarang kau sedang tidak memakai celana dalam?"
"Eh?"
"Apa sekarang kau sedang tidak memakai celana dalam?"
"!!!"
"Ternyata memang begitu!!!!" ucap Ryousuke dengan wajah begitu menyesal. "Kenapa kau tak melihatnya dengan lebih jelas tadi!?? Shangralai bagi semua lelaki tepat berada di depanku, dan aku ... Aaaah, hasrat seksualku, apa yang sudah aku lakukan!? Aku benar-benar bodoh!!! Aku telah melewatkan kesempatanku untuk menjadi seorang lelaki!!!"
"!!!!!" Kemarahan gadis itu sudah tak bisa ditahan-tahan lagi sekarang. Ia mengeluarkan sebuah sabit bagai senjata malaikat pencabut nyawa, dan kemudian menodongkannya ke leher Ryousuke.
"Aku akan membunuhmu, aku akan membunuh segalanya! Atas kebanggaanku sebagai Lisara Restall, aku akan membunuhmu!"
Bersambung ke Dakara Boku wa, H ga Dekinai Chapter 2
KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD
Bedanya dengan yang lain, pemuda ini berjalan, memakai payung, sambil melihat ponsel. Dengan wajah yang sedikit memerah, ia melihat ke arah layar yang ternyata isinya adalah foto seorang gadis itu. Gadis manis, seksi, yang hanya memakai bikini.
"Dada Ilya-chan benar-benar bagus, kalau saja dia mengizinkanku untuk ..."
Deg! Langkah pemuda itu tiba-tiba saja terhenti. Di depannya, seorang gadis cantik berambut panjang berdiri dengan wajah yang murung. Sendiri, basah di tengah guyuran hujan itu.
Orang-orang yang ada di sekitar sama sekali tak peduli. Hanya pemuda itu yang menghentikan langkah dan memperhatikannya, gadis manis bermata merah itu. "Mata merah? Orang-orang berpura-pura tidak melihatnya, huh? Perempuan adalah harta karun." pikir pemuda itu. "Meskipun mereka membenciku, aku tetap akan merawat mereka."
Pemuda tadi menyodorkan payungnya, dengan niat untuk menolong gadis itu. Akan tetapi, si gadis malah memasang tampang marah dan dengan cetusnya berkata, "Butuh sesuatu? Kau mendekatiku untuk bisa mendapatkan tubuhku kan? Tapi sayang sekali, orang-orang yang sebelumnya melakukan hal sama sudah aku buat kabur!"
"..." Pemuda tadi terdiam, shock. Ehm, namun kemudian dengan jujur ia mengatakan keinginannya, "Tidak, tapi, aku sudah memutuskan. Aku sudah memutuskan kalau aku akan merawat perempuan."
"..." giliran si gadis yang terdiam. Sampai akhirnya ia berkata, "Apa kau bodoh, hah? Aku tahu kau sudah meminjamiku payung. Tapi kalau kau menyentuhmu, aku tak akan segan-segan menghajarmu."
"Sudah ku bilang kan aku hanya ingin merawat perempuan?"
"Eh?"
"Bagiku perempuan adalah harta karun. Mereka imut, dan bagian seksi mereka begitu seksi. Dan bagi kami para lelaki, dada mereka, bokong, paha, mereka adalah kotak harta yang dibungkus oleh keinginan kami."
"..." si gadis semakin terdiam.
"Aaah, tidak!!!!" pemuda itu menyesal karena sudah mengatakan hal-hal yang kotor. "Kenapa aku mengatakan hal-hal seperti itu!? Baru saja aku membuang kesempatan untuk bisa berbicara dengan gadis cantik!!!!"
"Kau aneh." gadis itu tersenyum, dan kemudian bertanya, "Terima kasih, siapa namamu?"
"Na-namaku Kaga Ryousuke!!" pemuda yang akhirnya diketahui bernama Ryousuke itu itu kaget, wajahnya memerah.
"Kalau boleh jujur, sebenarnya aku sedikit terluka melihat orang-orang tidak mempedulikanku. Aku benar-benar tidak beruntung hari ini." ucap perempuan itu.
"Ah, uhm ..." dengan malu-malu Ryousuke hendak menyampaikan sesuatu, "Kalau kau mau, da-dan maksudku hanya kalau kau mau ..."
"Oh, kau ingin mengajakku ke rumahmu kan??"
"!!" wajah Ryousuke semakin memerah, ternyata gadis itu tanggap.
"Baiklah, kalau begitu tunjukkan jalannya ya!"
"Y-ya, ikuti aku."
Setelahnya mereka pergi menuju kediaman Ryousuke, sebuah rumah yang kelihatannya cukup besar. "Kau tinggal di sini sendirian?" gadis itu bertanya.
"Ya, orangtuaku bekerja di luar negeri, jadi tak akan ada masalah." jawab Ryousuke.
"Oh," anjing Ryousuke menghampiri gadis itu. kemudian, gadis itu menyapanya, "anjing yang manis."
"Oh iya, kau pasti basah kan?"
"Eh? Aku baik-baik saja."
"Kalau begitu, sebaiknya kau masuk." Ryousuke membuka pintu.
Tapi tiba-tiba, setelah mendengar ucapan tadi, gadis itu kembali memasang tampang aneh. "Namamu ... Ryousuke, kan?"
"A-ah! Tidak! Jangan marah begitu, aku tak bermaksud untuk berbuat yang bukan-bukan! Aku hanya tak ingin kau masuk angin dan ..."
"Apa kau bilang kalau kau mau membantuku?" gadis itu bertanya, dengan wajah yang tampak murung. Kemudian Ryousuke menjawab, "Akan aku lakukan apapun!"
"Apapun?"
"Apapun selama aku bisa melakukannya!" tegas Ryousuke. Kemudian sejenak, gadis itu terdiam. Dan lalu, dengan lembut ia memeluk tubuh pemuda itu.
"Terimakasih, aku sangat senang. Awalnya aku tak yakin, tapi kau sudah membuatku yakin."
"Eh? Tu-tunggu, terlalu cepat untuk mengucapkan terimakasih kan ..."
"Maafkan aku." Gadis itu berbisik tepat di sebelah telinga Ryousuke. Kemudian secara mengejutkan, tiba-tiba gadis itu menusuk dada Ryousuke dengan suatu pisau.
"Eh? A-aku ditusuk?" Ryousuke mulai kehilangan tenaga, "Ja-jadi ini rasanya akan mati ..." Ryousuke terjongkok, dan tubuhnya bergetar.
"Eh? Kau masih bisa bergerak?"
"Terimakasih, sudah menunjukan padaku sebuah mimpi yang indah di saat terakhir ..."
Akhirnya Ryousuke rebah.
"Maaf, Ryousuke." ucap gadis itu.
Setelahnya, gadis itu masuk ke dalam rumah Ryousuke dan kemudian mandi. "Ah, kenapa aku tak bisa menemukan seseorang dengan kekuatan spesial? Dan yah, aku sudah melakukan sesuatu yang benar-benar buruk terhadap Ryousuke, padahal dia begitu baik padaku. Tapi kalau aku mencoba untuk menjelaskannya, dia pasti akan lari."
Selesai mandi, gadis itu mengeringkan tubuhnya menggunakan handuk dan mengambil pakaian yang ada di lemari, pakaian Ryousuke, dan ia memakainya.
"Benar, dengan semua hal yang akan terjadi sekarang, aku benar-benar harus memberitahu ia semuanya. Dan aku tak bisa membiarkannya todur di depan pintu masuk selamanya. Orang biasa, maksudku seseorang tanpa kemampuan khusus sepertinya mungkin akan tidur sedikit lebih lama, kan? Setidaknya aku harus memindahkannya ke sofa."
Sementara itu, Ryousuke masih terbaring tepat ruang setelah pintu masuk rumahnya itu. Ia tergeletak di bawah, dan ternyata tidak mati. Meski tidak terlalu mampu mengendalikan dirinya, pemuda itu masih tersadar, "Huh? Apa ini ruang masuk rumahku? Tapi, bukankah aku sudah mati? Aku tak bisa menggerakan tubuhku. Tapi, kenapa harus di ruang masuk? Apakah ini sisa keberadaan arwahku? Jangan-jangan ini karena ... Saat masih kecil, aku begitu senang merayap di ruang masuk? Sampai-sampai setelah aku mengulangi kebiasaan itu berkali-kali, orang tuaku bertanya, apa yang kau lakukan? Menyenangkan diri. Jawabanku itu kemudian membuat mereka semakin khawatir. Tapi, apa sisa hantuku bergentayangan di sini hanya karena itu!? Kenapa tidak di depan televisi saja? Aku menghabiskan banyak waktu mudaku di sana, dan aku mau menonton DVD dewasa yang baru saja aku pinjam. Tapi kalau aku gentayangan di sana, TV yang tiba-tiba menyala dengan sendirinya dan menampilkan film-film dewasa malah akan kelihatan seperti film horror. Tapi ngomong-ngomong, kenapa dia mengakhiri hidupku seperti ini? Padahal dia manis, meski dadanya tidak besar sih, tapi bagaimana bisa dia melakukan hal, bukan, tindakan seperti itu?"
Dalam kondisi setengah sadarnya itu, Ryousuke terus bertanya-tanya. Hingga kemudian, refleks ia terbangun dan berteriak, "Apa yang sebenarnya kau ingin lakukan padaku!!!?"
Secara mengejutkan, Ryousuke terbangun saat gadis itu tepat berada di depannya. Dan lebih parahnya lagi, kepala pemuda itu masuk ke selangkangan si gadis.
Ryousuke kaget, dan ia masih belum tahu apa yang menempel di depan wajahnya itu. "Garis merah? Apa ini, Shangrila? Bukan, ini di antara dua paha, selangkangan?"
"Tidakkk!!!!!!!!!!!!!" Si gadis berteriak berlari. Akan tetapi, kakinya malah menyandung kaki Ryousuke dan iapun terjatuh.
"Kyaaaa!!!! Ukhhhhh!!!" Gadis itu menahan rasa sakit di kepalanya.
"Kau ... Kau ..." Ryousuke hendak menyampaikan sesuatu, "Kau lebih berat dari yang aku kira."
"!!!!!" Mereka saling menatap.
"Ahahahahahaha..." Keduanya sama-sama tertawa. hanya saja bedanya, Ryousuke tertawa tak tahu apa-apa sedangkan gadis itu memasang wajah yang kejam.
"Bunuh!!!"
Gadis itu menginjak kepala Ryousuke. Untung saja, pemuda itu cepat menggulingkan badannya, ia menghindar. Gadis itu terus menginjak, dan Ryousuke terus menggelindingkan badan menjauh. Tapi pada akhirnya, ia sampai di samping tembok, tak mampu menghindar lagi.
"Dapat kau!" Gadis itu bersiap untuk menginjak.
"Telapak kaki gadis yang manis ..." Wajah Ryousuke malah memerah. "Ini lebih mirip sebagai hadiah bagiku ..."
"kenapa kau malah senang begitu hah? Mati!!!"
"Ng?" Ryousuke fokus ke sela antara kedua kaki gadis itu, dan akhirnya ia sadar, "Garis merah?"
"!!!!" Dengan cepat si gadis menutupi bagian kewanitaannya itu.
"Aaah, tapi tunggu dulu, yang kau kenakan itu, itu kan pakaianku!!?"
"Hanya ini yang ku lihat masih bersih. Dan kenapa hanya ada satu pakaian bersih di lemarimu!?"
"Hmmm, itu karena belakangan ini sering hujan."
"Lalu apa kau tak pernah mencuci pakaian dalammu juga?"
"Ya, makanya sku harap deodorannya bekerja dengan baik."
"Tidak!!!! Tapi setidaknya, kau mencuci pakaian ini dengan benar kan?"
"Hmmmm...." Ryousuke ragu.
"Ti-tidak mungkin!"
"Ya, aku mencucinya dengan benar. Aku mencucinya musim lalu sebelum sering hujan, jadi ..."
"Aku tak mau mendengarnya lagi!!!!" Teriak si gadis sambil menutup telinga.
"Kau sendiri yang tanpa permisi memakai bajuku kan?" ucap Ryousuke, dan kemudian ia terpikir akan sesuatu. "Hmmm, tunggu dulu, dia memakainya? Dia membukan semua pakaiannya dan kemudian memakai itu? Ah ..."
"Aku punya pertanyaan!!!" dengan penuh semangat, Ryousuke mengangkat tangan.
"Apa sekarang kau sedang tidak memakai celana dalam?"
"Eh?"
"Apa sekarang kau sedang tidak memakai celana dalam?"
"!!!"
"Ternyata memang begitu!!!!" ucap Ryousuke dengan wajah begitu menyesal. "Kenapa kau tak melihatnya dengan lebih jelas tadi!?? Shangralai bagi semua lelaki tepat berada di depanku, dan aku ... Aaaah, hasrat seksualku, apa yang sudah aku lakukan!? Aku benar-benar bodoh!!! Aku telah melewatkan kesempatanku untuk menjadi seorang lelaki!!!"
"!!!!!" Kemarahan gadis itu sudah tak bisa ditahan-tahan lagi sekarang. Ia mengeluarkan sebuah sabit bagai senjata malaikat pencabut nyawa, dan kemudian menodongkannya ke leher Ryousuke.
"Aku akan membunuhmu, aku akan membunuh segalanya! Atas kebanggaanku sebagai Lisara Restall, aku akan membunuhmu!"
Bersambung ke Dakara Boku wa, H ga Dekinai Chapter 2

Comments
Post a Comment