Sebelumnya : Air Gear Chapter 110
Kazu mengamuk di dalam sebuah arena gym, "Jangan remehkan aku, sialan!!!!" Dengan kuat dan cepat ia memukul bola-bola yang dilontarkan oleh mesin otomatis. Tak peduli betapa cepatnya bola-bola itu menuju ke arahnya, yaitu sekitar 140 Kmh, Kazu memukul habis mereka semua.
"Hebat ..." ucap orang-orang yang menonton dari luar.
"Sayang, lakukan yang seperti itu juga dong." ucap seorang gadis pengunjung pada pacarnya, "Mana mungkin!"
"Siapa bocah SMP itu? Hebat, padahal kuda-kudanya kacau."
"Hebat, Kazu-sama! Delapan homerun berturut-turut!!" ucap Emiri, gadis pelatihnya.
Pasca kekalahannya melawan tim Animal House, Kazu memang benar-benar semangat untuk berlatih, semangat untuk bisa menjadi lebih kuat.
"Huuuh!!!!" Kazu keluar dengan penuh keringat, "Segar!! Keringat ini benar-benar menyegarkan!!" ucapnya. Sementara itu, Emiri telah memiliki jadwal untuk latihan berikutnya.
"Selanjutnya adalah bowling, kemudian darts, lalu tenis meja, lalu hockey!"
"Baik kapten!!!" ucap Kazu, masih penuh dengan semangat. "Aku akan mengikutimu meskipun harus ke ujung dunia!!!"
"Ah, kenapa malah jadi kencan olah raga begini." pikir Emiri. Dan tiba-tiba setelahnya, wajah Emiri memerah, ia salah tingkah, "Aah, padahal aku tak sengaja mengajaknya karena terlalu semangat, aku tak menyangka dia malah menerima kencan ini!"
"Ah, kalau cuma pergi untuk main saja sih, kurasa tak apa." ucap Kazu.
"Berjuanglah Emiri!!" Gadis itu mencoba untuk membulatkan tekadnya, "Ayo manfaatkan kesempatan ini bagai ular yang membelit mangsanya untuk bisa mendapat hasil!!"
Tapi tiba-tiba, alarm jam Kazu berbunyi. "Aah, sepertinya tidak bisa, lain kali saja ya, maaf Emiri. Sepertinya kau lupa kalau aku harus melakukan sesuatu seperti yang aku katakan sebelumnya."
"Apaaa!!!? A-ah, iya ...
Sesuatu ... apa? Boleh aku bertanya?"
"Oh tidak, mungkin aku akan gagal." Pikir Emiri, "Lagi pula, kurasa saat seperti ini memang tidak tepat."
"Latihan sendiri." Jawab Kazu. "Ah, atau kau mau menemaninya juga?"
Sejenak Emiri terdiam. kemudian tanpa banyak pikir lagi, ia langsung menerimanya, "Ya!"
"Benar-benar ... Maniak latihan." Pikir Emiri, "Atau harus kusebut sebagai maniak A.T?"
"Ngomong-ngomong, belakangan ini Kazu-sama jadi mirip Ikki ya, misalnya saja berbuat seenaknya." ucap Emiri.
"Ah? Kau menyadarinya ya? Sebenarnya teknik pukulan lelaki pembantai tadi itu juga aku pelajari dari Ikki."
"kazu-sama benar-benar menyukai Ikki ya." ucap Emiri dengan sedikit menyindir. "Lalu dibandingkan dengan aku, siapa yang lebih kau sukai? Ah, maksudku itu ..."
"Siapa yang lebih disukai? Hmmm ...
Aku belum pernah cerita ya? Sejak masih kanak-kanak, aku selalu ditindas."
"Eeeh? Benarkah!?"
"Itu terjadi saat aku masih kecil, dan hanya punya sedikit teman."
"Oh? Begitu ya? Jadi saat itu Ikki menolongmu, kan?"
"Bukan! Justru malah dialah yang paling menindasku."
"Ah, begitukah?"
"Aku sudah lupa kapan tepatnya, tapi saat itu aku sempat memutuskan untuk melawannya. Aku sangat marah waktu itu. Tapi pada akhirnya, aku dibuat berlumuran darah olehnya." Jelas Kazu.
"Hmm, tadi aku mau bilang apa ya?"
"Uwaah, Kazu-sama benar-benar sudah menderita di usia mudanya." Pikir Emiri.
"Ah, tapi ngomong-ngomong, suatu hari nanti, akan tiba saatnya untuk dia mengatakan itu padaku. Selama ada dia di dekatku, aku tak tahu kenapa, aku merasa aku hanya bisa berusaha, itu saja."
Di rumah sakit, tempat Zora dan Ikki dirawat ...
"Ada apa?" Tanya Sora pada Yoshitsune, yang berada di depan pintu ruangan Ikki dirawat.
"Sttt!" Yoshitsune memberi isyarat agar Sora tidak menganggu. Karena di dalam, sedang terjadi suatu ketegangan.
Ikki terbaring di ranjangnya, dengan tiga gadis duduk di sekelilingnya.
"Apa yang terjadi? Tekanan ini bahkan lebih keras dari saat di pasar ikan." Pikir Ikki tak mengerti.
Tak ada yang bicara, mereka hanya bicara di dalam hati.
"Jangan-jangan ... Pemuda ini memang benar-benar raja angin ... Sudah kuduga, orang inilah ..." Pikir Kururu sambil sesekali melihat ke Ikki. Sementara rekannya, ia malah melirik ke arah Ringo. "Kalau tidak salah, Kanon adalah Link Tuner gadis berkacamata ini kan, kenapa? Apa hubungan mereka? Apa mereka pacaran?"
Hening ...
"Keadaannya sudah seperti itu sekitar satu jam." ucap Yoshitsune.
"Ngomong-ngomong, harusnya mereka berdua itu menjengukku kan?" ucap Sora.
"Yah, bagaimanapun kau sudah bisa bergerak kan."
"Hah? Tapi 5-6 tulang rusukku juga patah, kau tahu!"
"Huh!" Di sisi lain, Agito sedang melihat statistik yang tertempel di dinding rumah sakit.
"Tahun 20xx, Februari 68 kasus ... Maret 326 kasus ... April 24 kasus ... Mei 72 kasus ... Juni 826 kasus ... Juli 1086 kasus ... Yang luka berat jumlahnya 262 orang, yang luka ringan jumlahnya tak terhitung. Tapi bulan berikutnya, Agustus, hanya ada 32 kasus dan tak ada yang luka parah. Lalu pada tahun berikutnya, angkanya kembali bertambah banyak. Itu adalah saat perang antara Storm Rider, saat aku masih ada di G-Men. Ketua Kaito sangat terpaku dengan data ini. Polanya selalu sama berdasarkan suatu hal. Yaitu, lonceng itu!" Agito menunjuk menara jam yang ada di jauh di belakangnya.
"Tiap kali nine fall berdentang, kasus korban luka parah selalu saja bertambah banyak. Kau pasti tahu semuanya kan, ketua generasi pertama Sleeping Forest, Takeuchi Sora si Wolf Gale."
Agito bertanya pada Sora. "Beritahu aku, aku percaya semua masalah ini, ada hubungannya denganmu dan Sleeping Forest!"
"Aku bukannya mau menyembunyikannya, hanya saja itu adalah hal yang tak perlu aku ceritakan pada sembarang orang." ucap Sora, "Tanyakan saja semua yang ingin kau ketahui, bocah."
Agitopun bertanya, "Pertama, apa hubungan antara Sleeping Forest dan Genesis?"
"Di Genesis ada banyak mantan satu tim dan juniormu, termasuk Spit Fire yang masih aktif sebagai raja."
"Tapi kenapa kelompok ini tak menyebut diri sebagai Sleeping Forest kedua? Siapa yang mampu mengalahkan Sleeping Forest yang tak terkalahkan dengan delapan raja itu? Siapa musuh yang bahkan sanggup mengancam Genesis, yang dikenal sebagai tim terkuat dalam sejarah dan mengungguli Sleeping Forest?"
"Wah, setelah sekian lama, kau kembali ke ekspresi hiu yang menium bau mangsanya, ya, Raja Taring." ucap Yoshitsune. Kemudian Sora menjawab, "Jawabannya dan identitas musuh sudah ada dalam dirimu, kan? Juga siapa incaran mereka selanjutnya. Seperti yang sudah kau ketahui, lonceng itu adalah bel peringatan. Tropaion yang mencapai langit. Itu tanda dibunyikannya Gram Scale yang berhubungan dengan Tropaion. Kalau dibilang menaklukan, berarti di puncak sudah ada seseorang, kan? Lalu kalau disebut sebagai gerbang, itu berarti bukan hanya jalan masuk satu arah kan? Kalau kita bisa masuk begitu gerbangnya terbuka, berarti yang ada di dalam juga bisa keluar, kan?"
"Kazu-sama! Kazu-sama!!" Emiri yang menggunakan sepeda mengejar Kazu yang berlari menggunakan A.T.
"Ada apa? Aku tak bisa mendengarmu!" Kazu terus berlari.
"Masalah yang tadi, aku mengerti kalau kau sangat menghormati Ikki! Tapi, meskipun kalian satu tim, kalian tetaplah saingan, jadi, kau harus menang!!"
Kazu tak menjawab, hanya memberi tanda ia melalui jempolnya. Setelahnya, di depan, secara mengejutkan sesuatu menghadang. Langkah A.T. Kazu terhenti, di depannya tampak dua sosok mahluk telah berdiri.
gelap dan mengerikan. Yang satu memiliki porposi tubuh aneh sedangkan satunya memakai jaket, dengan penuh aksesoris terngkorak. Dan yang kedua ini, kelihatannya ia melihat ke arah Kazu.
"Ada apa Kazu-sama?" Emiri tak tahu menahu dan terus berjalan.
"Ah, tu-tunggu Emiri!!"
Seekor belalang terbang melewati sosok mengerikan itu. Dan dalam hitungan kilat, tubuh belalang itu terpotong menjadi beberapa bagian.
"!!!!" Kelihatannya mereka memiliki niat jahat.
"Lari! Emiri!!!!!" Teriak Kazu.
Bersambung ke Air Gear Chapter 112
KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD
Kazu mengamuk di dalam sebuah arena gym, "Jangan remehkan aku, sialan!!!!" Dengan kuat dan cepat ia memukul bola-bola yang dilontarkan oleh mesin otomatis. Tak peduli betapa cepatnya bola-bola itu menuju ke arahnya, yaitu sekitar 140 Kmh, Kazu memukul habis mereka semua.
"Hebat ..." ucap orang-orang yang menonton dari luar.
"Sayang, lakukan yang seperti itu juga dong." ucap seorang gadis pengunjung pada pacarnya, "Mana mungkin!"
"Siapa bocah SMP itu? Hebat, padahal kuda-kudanya kacau."
"Hebat, Kazu-sama! Delapan homerun berturut-turut!!" ucap Emiri, gadis pelatihnya.
Pasca kekalahannya melawan tim Animal House, Kazu memang benar-benar semangat untuk berlatih, semangat untuk bisa menjadi lebih kuat.
Requested by Aji Themamoth
Ingin request kalian langsung ditanggapi?
Ikuti dan menangkan kuis dadakan yang akan
dilaksanakan di Halaman Facebook Beelzeta
"Huuuh!!!!" Kazu keluar dengan penuh keringat, "Segar!! Keringat ini benar-benar menyegarkan!!" ucapnya. Sementara itu, Emiri telah memiliki jadwal untuk latihan berikutnya.
"Selanjutnya adalah bowling, kemudian darts, lalu tenis meja, lalu hockey!"
"Baik kapten!!!" ucap Kazu, masih penuh dengan semangat. "Aku akan mengikutimu meskipun harus ke ujung dunia!!!"
"Ah, kenapa malah jadi kencan olah raga begini." pikir Emiri. Dan tiba-tiba setelahnya, wajah Emiri memerah, ia salah tingkah, "Aah, padahal aku tak sengaja mengajaknya karena terlalu semangat, aku tak menyangka dia malah menerima kencan ini!"
"Ah, kalau cuma pergi untuk main saja sih, kurasa tak apa." ucap Kazu.
"Berjuanglah Emiri!!" Gadis itu mencoba untuk membulatkan tekadnya, "Ayo manfaatkan kesempatan ini bagai ular yang membelit mangsanya untuk bisa mendapat hasil!!"
Tapi tiba-tiba, alarm jam Kazu berbunyi. "Aah, sepertinya tidak bisa, lain kali saja ya, maaf Emiri. Sepertinya kau lupa kalau aku harus melakukan sesuatu seperti yang aku katakan sebelumnya."
"Apaaa!!!? A-ah, iya ...
Sesuatu ... apa? Boleh aku bertanya?"
"Oh tidak, mungkin aku akan gagal." Pikir Emiri, "Lagi pula, kurasa saat seperti ini memang tidak tepat."
"Latihan sendiri." Jawab Kazu. "Ah, atau kau mau menemaninya juga?"
Sejenak Emiri terdiam. kemudian tanpa banyak pikir lagi, ia langsung menerimanya, "Ya!"
"Benar-benar ... Maniak latihan." Pikir Emiri, "Atau harus kusebut sebagai maniak A.T?"
"Ngomong-ngomong, belakangan ini Kazu-sama jadi mirip Ikki ya, misalnya saja berbuat seenaknya." ucap Emiri.
"Ah? Kau menyadarinya ya? Sebenarnya teknik pukulan lelaki pembantai tadi itu juga aku pelajari dari Ikki."
"kazu-sama benar-benar menyukai Ikki ya." ucap Emiri dengan sedikit menyindir. "Lalu dibandingkan dengan aku, siapa yang lebih kau sukai? Ah, maksudku itu ..."
"Siapa yang lebih disukai? Hmmm ...
Aku belum pernah cerita ya? Sejak masih kanak-kanak, aku selalu ditindas."
"Eeeh? Benarkah!?"
"Itu terjadi saat aku masih kecil, dan hanya punya sedikit teman."
"Oh? Begitu ya? Jadi saat itu Ikki menolongmu, kan?"
"Bukan! Justru malah dialah yang paling menindasku."
"Ah, begitukah?"
"Aku sudah lupa kapan tepatnya, tapi saat itu aku sempat memutuskan untuk melawannya. Aku sangat marah waktu itu. Tapi pada akhirnya, aku dibuat berlumuran darah olehnya." Jelas Kazu.
"Hmm, tadi aku mau bilang apa ya?"
"Uwaah, Kazu-sama benar-benar sudah menderita di usia mudanya." Pikir Emiri.
"Ah, tapi ngomong-ngomong, suatu hari nanti, akan tiba saatnya untuk dia mengatakan itu padaku. Selama ada dia di dekatku, aku tak tahu kenapa, aku merasa aku hanya bisa berusaha, itu saja."
Di rumah sakit, tempat Zora dan Ikki dirawat ...
"Ada apa?" Tanya Sora pada Yoshitsune, yang berada di depan pintu ruangan Ikki dirawat.
"Sttt!" Yoshitsune memberi isyarat agar Sora tidak menganggu. Karena di dalam, sedang terjadi suatu ketegangan.
Ikki terbaring di ranjangnya, dengan tiga gadis duduk di sekelilingnya.
"Apa yang terjadi? Tekanan ini bahkan lebih keras dari saat di pasar ikan." Pikir Ikki tak mengerti.
Tak ada yang bicara, mereka hanya bicara di dalam hati.
"Jangan-jangan ... Pemuda ini memang benar-benar raja angin ... Sudah kuduga, orang inilah ..." Pikir Kururu sambil sesekali melihat ke Ikki. Sementara rekannya, ia malah melirik ke arah Ringo. "Kalau tidak salah, Kanon adalah Link Tuner gadis berkacamata ini kan, kenapa? Apa hubungan mereka? Apa mereka pacaran?"
Hening ...
"Keadaannya sudah seperti itu sekitar satu jam." ucap Yoshitsune.
"Ngomong-ngomong, harusnya mereka berdua itu menjengukku kan?" ucap Sora.
"Yah, bagaimanapun kau sudah bisa bergerak kan."
"Hah? Tapi 5-6 tulang rusukku juga patah, kau tahu!"
"Huh!" Di sisi lain, Agito sedang melihat statistik yang tertempel di dinding rumah sakit.
"Tahun 20xx, Februari 68 kasus ... Maret 326 kasus ... April 24 kasus ... Mei 72 kasus ... Juni 826 kasus ... Juli 1086 kasus ... Yang luka berat jumlahnya 262 orang, yang luka ringan jumlahnya tak terhitung. Tapi bulan berikutnya, Agustus, hanya ada 32 kasus dan tak ada yang luka parah. Lalu pada tahun berikutnya, angkanya kembali bertambah banyak. Itu adalah saat perang antara Storm Rider, saat aku masih ada di G-Men. Ketua Kaito sangat terpaku dengan data ini. Polanya selalu sama berdasarkan suatu hal. Yaitu, lonceng itu!" Agito menunjuk menara jam yang ada di jauh di belakangnya.
"Tiap kali nine fall berdentang, kasus korban luka parah selalu saja bertambah banyak. Kau pasti tahu semuanya kan, ketua generasi pertama Sleeping Forest, Takeuchi Sora si Wolf Gale."
Agito bertanya pada Sora. "Beritahu aku, aku percaya semua masalah ini, ada hubungannya denganmu dan Sleeping Forest!"
"Aku bukannya mau menyembunyikannya, hanya saja itu adalah hal yang tak perlu aku ceritakan pada sembarang orang." ucap Sora, "Tanyakan saja semua yang ingin kau ketahui, bocah."
Agitopun bertanya, "Pertama, apa hubungan antara Sleeping Forest dan Genesis?"
"Di Genesis ada banyak mantan satu tim dan juniormu, termasuk Spit Fire yang masih aktif sebagai raja."
"Tapi kenapa kelompok ini tak menyebut diri sebagai Sleeping Forest kedua? Siapa yang mampu mengalahkan Sleeping Forest yang tak terkalahkan dengan delapan raja itu? Siapa musuh yang bahkan sanggup mengancam Genesis, yang dikenal sebagai tim terkuat dalam sejarah dan mengungguli Sleeping Forest?"
"Wah, setelah sekian lama, kau kembali ke ekspresi hiu yang menium bau mangsanya, ya, Raja Taring." ucap Yoshitsune. Kemudian Sora menjawab, "Jawabannya dan identitas musuh sudah ada dalam dirimu, kan? Juga siapa incaran mereka selanjutnya. Seperti yang sudah kau ketahui, lonceng itu adalah bel peringatan. Tropaion yang mencapai langit. Itu tanda dibunyikannya Gram Scale yang berhubungan dengan Tropaion. Kalau dibilang menaklukan, berarti di puncak sudah ada seseorang, kan? Lalu kalau disebut sebagai gerbang, itu berarti bukan hanya jalan masuk satu arah kan? Kalau kita bisa masuk begitu gerbangnya terbuka, berarti yang ada di dalam juga bisa keluar, kan?"
"Kazu-sama! Kazu-sama!!" Emiri yang menggunakan sepeda mengejar Kazu yang berlari menggunakan A.T.
"Ada apa? Aku tak bisa mendengarmu!" Kazu terus berlari.
"Masalah yang tadi, aku mengerti kalau kau sangat menghormati Ikki! Tapi, meskipun kalian satu tim, kalian tetaplah saingan, jadi, kau harus menang!!"
Kazu tak menjawab, hanya memberi tanda ia melalui jempolnya. Setelahnya, di depan, secara mengejutkan sesuatu menghadang. Langkah A.T. Kazu terhenti, di depannya tampak dua sosok mahluk telah berdiri.
gelap dan mengerikan. Yang satu memiliki porposi tubuh aneh sedangkan satunya memakai jaket, dengan penuh aksesoris terngkorak. Dan yang kedua ini, kelihatannya ia melihat ke arah Kazu.
"Ada apa Kazu-sama?" Emiri tak tahu menahu dan terus berjalan.
"Ah, tu-tunggu Emiri!!"
Seekor belalang terbang melewati sosok mengerikan itu. Dan dalam hitungan kilat, tubuh belalang itu terpotong menjadi beberapa bagian.
"!!!!" Kelihatannya mereka memiliki niat jahat.
"Lari! Emiri!!!!!" Teriak Kazu.
Bersambung ke Air Gear Chapter 112

Comments
Post a Comment