Seorang lelaki bertubuh besar, dengan penampilan ala ketua preman sedang berjalan di tengah keramaian dengan pacarnya. Melihat penampilannya, orang-orang jadi takut dan membukakan jalan yang lebar bagi mereka. "Tiap jalan sama kamu, jalannya jadi lebar. Kamu memang hebat, Duk-Dae." ucap wanita itu. "Aah, malam ini benar-benar indah! Aku merasa sungguh senang bisa berjalan di wilayah Ap-Gu-Jeong tanpa perlu berdesak-desakkan."
Duk-Dae hanya bisa tersenyum puas melihat pacarnya senang. Sampai kemudian, seorang lelaki berseragam kantoran tak sengaja lewat dan menyenggol punggungnya. "Kurang ajar kau!!" Lelaki preman itu langsung memukul pipinya. "Buka matamu kalau jalan!!"
"Ma-maafkan aku, maafkan aku!!" Lelaki itu terkapar di tanah dan memohon-mohon. Namun, Duk-Dae terus menghajarnya sampai puas. "Ukhh ..." Lelaki itu kesakitan. "Makanya, lain kali gunakan matamu dengan benar." ucap Duk-Dae dan kemudian meninggalkannya.
"Waah, tadi itu keren sekali!!" pacar Duk-Dae senang dan semakin erat menggandeng tangannya. "Tak ada lelaki lain yang lebih hebat dari kamu, Duk-Dae!"
Merekapun melanjutkan jalan-jalannya. Lalu, tibalah mereka berdua di depan sebuah gang. Mereka berdua lewat, dan kebetulan seorang pemuda keluar dari gang tersebut. Dan secara tak sengaja, pemuda itu menyenggol tangan pacar Duk-Dae. "Ukkhhh!" erang wanita itu, kesakitan.
"Apa-apaan kau hah!!?" Duk-Dae langsung mencengkram leher baju pemuda itu. Tapi kemudian, terdengar desahan-desahan rasa sakit dari belakang pemuda itu. Duk-Dae melirik ke arah sana, dan ia kaget. "Apa-apaan semua ini!!!?"
Terlihat puluhan preman terbaring di tanah, dengan masing-masing dari mereka menderita luka serius. "Aakh, ma-maafkan kami ... Ampuni kami ..." desah mereka.
"Apa kau mau nasibmu berakhir seperti mereka?" ucap pemuda yang tadi menabrak pacarnya. Dia adalah Kang Too-Jee, seorang petarung kuat dari SMA Gi-Sang.
Duk-Dae mendadak ketakutan. Rasa percaya dirinya hilang setelah melihat pemandangan tadi. "Bagaimanapun aku tak mau mati, tak ada cara lain yang bisa kulakukan selain ini." preman itu berlutut dan memohon di kaku Kang Too-Jee, "Ku-kumohon, ampuni aku, aku akan melakukan apapun untukmu!"
"..." pacarnya terdiam.
"Apa kau bisa memasukkan kembali susu yang sudah tumpah ke kotaknya?"
"Eh? A-aku tidak mengerti." jawab polos Duk-Dae.
"Bodoh!! Itu sama seperti yang kau lakukan!!" Kang Too-Jee memukul dan menginjak-injak orang itu. Pemuda itu adalah tipe yang tak akan pernah memaafkan seseorang kalau sudah berurusan dengannya. Setelah puas, pemuda itupun meninggalkannya.
Dan sama seperti Kang Too-Jee, pacarnyapun meninggalkan Duk-Dae. "Huh, kamu payah!!" ucapnya. Duk-Dae masih belum mampu, hanya bisa menangis sambil memohon-mohon, "Jangan tinggalkan aku, sayang ..."
Jauh dari kehidupan jalanan, seorang pemuda berkacamata tampang sedang belajar dengan giat. Di dala gedung perpustakaan tersebut, ia sibuk menjawab soal-soal di buku. "Nomor 23 ... Ah, ternyata sulit juga. Jawabannya adalah satu. Bukan, empat?"
"Hei kau, bocah." tukang bersih-bersih perpustakaan menghampiri mejanya. "Kurasa kita perlu bicara sebentar." ucapnya.
"Ya." jawab anak itu seadanya dan kembali melanjutkan belajarnya. Bapak-bapak tukang bersih-bersih kesal. "Cih, dia tidak menghiraukanku!?"
Pemuda itu adalah Choi Woo-Soo, siswa terpintar di SMA Myung Sung. Di sekolah, ia selalu berada pada ranking pertama bahkan sejak ia baru lahir. "Berhenti belajar kau bocah!!!" Tukang itu merampas buku yang ia baca.
"Hei! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau mengganggu orang yang sedang belajar!?"
"Kau ... Memangnya siapa yang sudah mengganggu duluan, hah? Coba lihat sekitarmu!!" ucap lelaki itu. "Eh?" Choi Woo-Soo pun melihat sekelilingnya dan ... Terdapat begitu banyak sampah berserakan.
"Gara-gara kau aku jadi tak bisa menyelesaikan bersih-bersihku!!"
"Ah, ma-maafkan aku, aku tidak tahu." ucap Choi Woo-Soo sambil bergegas memasukan bukunya ke dalam tas. "Perpustakaanya akan segera tutup, jadi cepatlah pulang ke rumah."
Sebenarnya Choi Woo-Soo bukanlah anak yang benar-benar cerdas. Rahasianya hanyalah konsentrasi dan ketekunan dalam belajar. Bahkan saat berjalanpun, ia masih sempat-sempatnya membaca buku. "Nomor satu jawabannya tiga, nomor dua jawabannya empat ..."
"Bocah itu berjalan sambil membaca buku?"
Selanjutnya : Change Guy Chapter 1 Bagian 2
KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD
Duk-Dae hanya bisa tersenyum puas melihat pacarnya senang. Sampai kemudian, seorang lelaki berseragam kantoran tak sengaja lewat dan menyenggol punggungnya. "Kurang ajar kau!!" Lelaki preman itu langsung memukul pipinya. "Buka matamu kalau jalan!!"
"Ma-maafkan aku, maafkan aku!!" Lelaki itu terkapar di tanah dan memohon-mohon. Namun, Duk-Dae terus menghajarnya sampai puas. "Ukhh ..." Lelaki itu kesakitan. "Makanya, lain kali gunakan matamu dengan benar." ucap Duk-Dae dan kemudian meninggalkannya.
"Waah, tadi itu keren sekali!!" pacar Duk-Dae senang dan semakin erat menggandeng tangannya. "Tak ada lelaki lain yang lebih hebat dari kamu, Duk-Dae!"
Merekapun melanjutkan jalan-jalannya. Lalu, tibalah mereka berdua di depan sebuah gang. Mereka berdua lewat, dan kebetulan seorang pemuda keluar dari gang tersebut. Dan secara tak sengaja, pemuda itu menyenggol tangan pacar Duk-Dae. "Ukkhhh!" erang wanita itu, kesakitan.
"Apa-apaan kau hah!!?" Duk-Dae langsung mencengkram leher baju pemuda itu. Tapi kemudian, terdengar desahan-desahan rasa sakit dari belakang pemuda itu. Duk-Dae melirik ke arah sana, dan ia kaget. "Apa-apaan semua ini!!!?"
Terlihat puluhan preman terbaring di tanah, dengan masing-masing dari mereka menderita luka serius. "Aakh, ma-maafkan kami ... Ampuni kami ..." desah mereka.
"Apa kau mau nasibmu berakhir seperti mereka?" ucap pemuda yang tadi menabrak pacarnya. Dia adalah Kang Too-Jee, seorang petarung kuat dari SMA Gi-Sang.
Duk-Dae mendadak ketakutan. Rasa percaya dirinya hilang setelah melihat pemandangan tadi. "Bagaimanapun aku tak mau mati, tak ada cara lain yang bisa kulakukan selain ini." preman itu berlutut dan memohon di kaku Kang Too-Jee, "Ku-kumohon, ampuni aku, aku akan melakukan apapun untukmu!"
"..." pacarnya terdiam.
"Apa kau bisa memasukkan kembali susu yang sudah tumpah ke kotaknya?"
"Eh? A-aku tidak mengerti." jawab polos Duk-Dae.
"Bodoh!! Itu sama seperti yang kau lakukan!!" Kang Too-Jee memukul dan menginjak-injak orang itu. Pemuda itu adalah tipe yang tak akan pernah memaafkan seseorang kalau sudah berurusan dengannya. Setelah puas, pemuda itupun meninggalkannya.
Dan sama seperti Kang Too-Jee, pacarnyapun meninggalkan Duk-Dae. "Huh, kamu payah!!" ucapnya. Duk-Dae masih belum mampu, hanya bisa menangis sambil memohon-mohon, "Jangan tinggalkan aku, sayang ..."
Jauh dari kehidupan jalanan, seorang pemuda berkacamata tampang sedang belajar dengan giat. Di dala gedung perpustakaan tersebut, ia sibuk menjawab soal-soal di buku. "Nomor 23 ... Ah, ternyata sulit juga. Jawabannya adalah satu. Bukan, empat?"
"Hei kau, bocah." tukang bersih-bersih perpustakaan menghampiri mejanya. "Kurasa kita perlu bicara sebentar." ucapnya.
"Ya." jawab anak itu seadanya dan kembali melanjutkan belajarnya. Bapak-bapak tukang bersih-bersih kesal. "Cih, dia tidak menghiraukanku!?"
Pemuda itu adalah Choi Woo-Soo, siswa terpintar di SMA Myung Sung. Di sekolah, ia selalu berada pada ranking pertama bahkan sejak ia baru lahir. "Berhenti belajar kau bocah!!!" Tukang itu merampas buku yang ia baca.
"Hei! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau mengganggu orang yang sedang belajar!?"
"Kau ... Memangnya siapa yang sudah mengganggu duluan, hah? Coba lihat sekitarmu!!" ucap lelaki itu. "Eh?" Choi Woo-Soo pun melihat sekelilingnya dan ... Terdapat begitu banyak sampah berserakan.
"Gara-gara kau aku jadi tak bisa menyelesaikan bersih-bersihku!!"
"Ah, ma-maafkan aku, aku tidak tahu." ucap Choi Woo-Soo sambil bergegas memasukan bukunya ke dalam tas. "Perpustakaanya akan segera tutup, jadi cepatlah pulang ke rumah."
Sebenarnya Choi Woo-Soo bukanlah anak yang benar-benar cerdas. Rahasianya hanyalah konsentrasi dan ketekunan dalam belajar. Bahkan saat berjalanpun, ia masih sempat-sempatnya membaca buku. "Nomor satu jawabannya tiga, nomor dua jawabannya empat ..."
"Bocah itu berjalan sambil membaca buku?"
Selanjutnya : Change Guy Chapter 1 Bagian 2

Comments
Post a Comment