Sebelumnya : Dragon Ball Z Episode 200 Bagian 3
Tapi, Videl masih curiga. "Mungkin saja memang bukan dia. Tapi, di video ketika ayah bertarung melawan Cell, ada orang-orang aneh yang dapat merubah rambutnya menjadi pirang. Ayah bilang kalau itu adalah trik bodoh, tapi ..."
"Hei, Gohan-kun, apakah kamu pulang ke rumah atukah punya apartemen di kota ini?" tanya Eliza. Kemudian Gohan menjawab, "Aku berangkat ke sekolah dari rumah."
"Di mana? Di mana rumahmu?"
"Rumahku sekitar 439 bujur Timur, di sebuah desa kecil."
"Eeeehhh!!?" Eliza kaget sampai berdiri. "Apa kau bilang? 439 bujur Timur!!? Kau bercanda, kan? Bukankah itu jaraknya seribu kilometer dari sini!?"
"Hei! Bisakah kalian tidak berisik!?" Bentak bu guru lagi. "Jangan mengobrol di saat jam pelajaran."
"Ups" Eliza kembali duduk dan menutupi wajahnya dengan buku. Namun bukanya berhenti, ia malah melanjutkan percakapannya dengan Gohan. "Lalu, naik apa kamu sampai ke sini? Bahkan meski naik pesawat jet tempur, itu membutuhkan waktu sekitar lima jam kan?"
"Ahaha" Gohan gelagapan, "Aku memang membutuhkan waktu yang lama untuk kesini, melelahkan sekali kan."
Aslinya naik kinton cuma beberapa menit.
"Baiklah." Bu guru berhenti membaca buku dan melihat ke arah para siswa, "Sekarang mari kita coba seseorang untuk menerjemahkan paragraf tadi. Ada yang mau mencoba?"
"Hahaha." Son Gohan tertawa saat melihat halaman di buku itu, "Mr.Satan bahkan ada di dalam buku pelajaran, Satan city pasti adalah tempat yang sangat menarik." pikirnya.
"Hei kau! Bocah gunung yang punya nilai sempurna, kenapa tidak kau saja yang menerjemahkannya?" ucap Sharpener.
"Maksudnya itu kamu, Gohan, ayo coba." ucap Eliza.
Gohanpun berdiri.
"Hmm, kau siswa baru itu, kan? Siapa namamu?"
"Dia adalah Son Gohan yang mendapat nilai sempuran saat ujian masuk!" ucap Sharpener keras-keras.
"Benarkah? Oke Son-kun, coba terjemahkan."
"Ba-baik." Gohan membaca buku tersebut, tapi ia tak tahu, "Halaman berapa ya?"
"Halaman 24!" ucap kesal bu Guru.
Kemudian, Gohanpun membacanya. Ia menerjemahkan buku dari bahasa inggris tersebut ke bahasanya, "Mr.Satan pindah ke Satan city, yang dulunya disebut Orange Star city setelah ia memenangkan Tenkaichi Budokai ke-24. Bahkan setelah menjadi juara dunia, Mr.Satan masih berlatih setiap hari. Dia berlari ke seluruh kota untuk melihat pemandangan yang terkenal ..."
"Hatchiiii!!!!" Mr.Satan bersin. Sekarang dia sedang berada di sebuah gym, berolahraga teman rekan-rekannya. "Sepertinya ada yang membicarakan mengenai kehebatanku lagi." ucapnya. "Yah, menjadi terkenal itu memang cukup sulit. kalian juga berpikir seperi itu, kan? Hahahaha!!"
Kembali ke sekolah, dan kali ini adalah jam olahraga. "Hari ini, kita akan melanjutkan permainan baseball yang kemarin." ucap pak guru.
"Hei," Sharpener bertanya pada Gohan, "Kau tahu cara bermain baseball, kan?"
"Ya. Meski aku belum pernah bermain, tapi aku tahu aturannya." Jawab Gohan.
"Jadi kau belum pernah bermain? Bagus, hahaha. Jadi hanya paham teori saja ya." Daritadi, lelaki bernama Sharpener itu memang selalu meremehkan Son Gohan. "Videl, aku ingin dia bergabung di timmu."
"Aku tidak membutuhkannya." ucap Videl.
"Kenapa tidak!?" Eliza mau Gohan bergabung, "Dia kan pintar, mungkin saja dia punya rencana yang bagus." ucapnya.
"Hmmm, mungkin sih." Akhirnya Videl membiarkan ia gabung di timnya. "Kau jaga di sebelah kanan lapangan. Kau tahu apa yang harus kau lakukan, kan?"
"Ya, migi kan." Migi berarti sisi kanan.
"kau benar." ucap Videl.
Di rumah, ibu Gohan sedang menjemur pakaian. Dan sambil menjemur, ia khawatir. "Gohan, mudah-mudahan dia baik-baik saja, ini adalah pertama kalinya ia ke sekolah. Aku harap dia punya banyak teman."
Kembali ke sekolah, permainan dimulai dan Gohan berdiri di posisinya. "Ibu dan Bulma-san bilang padaku jika orang-orang tahu siapa aku, mereka semua akan terkejut." Pikirnya, "Jadi, aku harus mengontrol kekuatanku. Aah, menyusahkan sekali."
Kali ini, giliran Sharpener yang memukul bolanya. "Pukulan homerun, Sharpener!!" teriak teman-temannya.
"kau tak akan dapat memkulnya semudah itu, Sharpener." yang akan menjadi pelempar adalah Videl. Gadis itu melempar sekuat tenaga, namun ternyata Sharpener memang jago. Ia mampu memukul bola itu, hingga terlempar begitu jauh di udara. "Sial!' ucap Videl.
Sharpener berlari. "Berhasil, dia memukulnya!!"
Hap, Gohan menangkapnya.
Selanjutnya : Dragon Ball Z Episode 200 Bagian 5
KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD
Tapi, Videl masih curiga. "Mungkin saja memang bukan dia. Tapi, di video ketika ayah bertarung melawan Cell, ada orang-orang aneh yang dapat merubah rambutnya menjadi pirang. Ayah bilang kalau itu adalah trik bodoh, tapi ..."
"Hei, Gohan-kun, apakah kamu pulang ke rumah atukah punya apartemen di kota ini?" tanya Eliza. Kemudian Gohan menjawab, "Aku berangkat ke sekolah dari rumah."
"Di mana? Di mana rumahmu?"
"Rumahku sekitar 439 bujur Timur, di sebuah desa kecil."
"Eeeehhh!!?" Eliza kaget sampai berdiri. "Apa kau bilang? 439 bujur Timur!!? Kau bercanda, kan? Bukankah itu jaraknya seribu kilometer dari sini!?"
"Hei! Bisakah kalian tidak berisik!?" Bentak bu guru lagi. "Jangan mengobrol di saat jam pelajaran."
"Ups" Eliza kembali duduk dan menutupi wajahnya dengan buku. Namun bukanya berhenti, ia malah melanjutkan percakapannya dengan Gohan. "Lalu, naik apa kamu sampai ke sini? Bahkan meski naik pesawat jet tempur, itu membutuhkan waktu sekitar lima jam kan?"
"Ahaha" Gohan gelagapan, "Aku memang membutuhkan waktu yang lama untuk kesini, melelahkan sekali kan."
Aslinya naik kinton cuma beberapa menit.
"Baiklah." Bu guru berhenti membaca buku dan melihat ke arah para siswa, "Sekarang mari kita coba seseorang untuk menerjemahkan paragraf tadi. Ada yang mau mencoba?"
"Hahaha." Son Gohan tertawa saat melihat halaman di buku itu, "Mr.Satan bahkan ada di dalam buku pelajaran, Satan city pasti adalah tempat yang sangat menarik." pikirnya.
"Hei kau! Bocah gunung yang punya nilai sempurna, kenapa tidak kau saja yang menerjemahkannya?" ucap Sharpener.
"Maksudnya itu kamu, Gohan, ayo coba." ucap Eliza.
Gohanpun berdiri.
"Hmm, kau siswa baru itu, kan? Siapa namamu?"
"Dia adalah Son Gohan yang mendapat nilai sempuran saat ujian masuk!" ucap Sharpener keras-keras.
"Benarkah? Oke Son-kun, coba terjemahkan."
"Ba-baik." Gohan membaca buku tersebut, tapi ia tak tahu, "Halaman berapa ya?"
"Halaman 24!" ucap kesal bu Guru.
Kemudian, Gohanpun membacanya. Ia menerjemahkan buku dari bahasa inggris tersebut ke bahasanya, "Mr.Satan pindah ke Satan city, yang dulunya disebut Orange Star city setelah ia memenangkan Tenkaichi Budokai ke-24. Bahkan setelah menjadi juara dunia, Mr.Satan masih berlatih setiap hari. Dia berlari ke seluruh kota untuk melihat pemandangan yang terkenal ..."
"Hatchiiii!!!!" Mr.Satan bersin. Sekarang dia sedang berada di sebuah gym, berolahraga teman rekan-rekannya. "Sepertinya ada yang membicarakan mengenai kehebatanku lagi." ucapnya. "Yah, menjadi terkenal itu memang cukup sulit. kalian juga berpikir seperi itu, kan? Hahahaha!!"
Kembali ke sekolah, dan kali ini adalah jam olahraga. "Hari ini, kita akan melanjutkan permainan baseball yang kemarin." ucap pak guru.
"Hei," Sharpener bertanya pada Gohan, "Kau tahu cara bermain baseball, kan?"
"Ya. Meski aku belum pernah bermain, tapi aku tahu aturannya." Jawab Gohan.
"Jadi kau belum pernah bermain? Bagus, hahaha. Jadi hanya paham teori saja ya." Daritadi, lelaki bernama Sharpener itu memang selalu meremehkan Son Gohan. "Videl, aku ingin dia bergabung di timmu."
"Aku tidak membutuhkannya." ucap Videl.
"Kenapa tidak!?" Eliza mau Gohan bergabung, "Dia kan pintar, mungkin saja dia punya rencana yang bagus." ucapnya.
"Hmmm, mungkin sih." Akhirnya Videl membiarkan ia gabung di timnya. "Kau jaga di sebelah kanan lapangan. Kau tahu apa yang harus kau lakukan, kan?"
"Ya, migi kan." Migi berarti sisi kanan.
"kau benar." ucap Videl.
Di rumah, ibu Gohan sedang menjemur pakaian. Dan sambil menjemur, ia khawatir. "Gohan, mudah-mudahan dia baik-baik saja, ini adalah pertama kalinya ia ke sekolah. Aku harap dia punya banyak teman."
Kembali ke sekolah, permainan dimulai dan Gohan berdiri di posisinya. "Ibu dan Bulma-san bilang padaku jika orang-orang tahu siapa aku, mereka semua akan terkejut." Pikirnya, "Jadi, aku harus mengontrol kekuatanku. Aah, menyusahkan sekali."
Kali ini, giliran Sharpener yang memukul bolanya. "Pukulan homerun, Sharpener!!" teriak teman-temannya.
"kau tak akan dapat memkulnya semudah itu, Sharpener." yang akan menjadi pelempar adalah Videl. Gadis itu melempar sekuat tenaga, namun ternyata Sharpener memang jago. Ia mampu memukul bola itu, hingga terlempar begitu jauh di udara. "Sial!' ucap Videl.
Sharpener berlari. "Berhasil, dia memukulnya!!"
Hap, Gohan menangkapnya.
Selanjutnya : Dragon Ball Z Episode 200 Bagian 5

Comments
Post a Comment