Sebelumnya : Hunter x Hunter Chapter 156
Kedua petinju telah bersiap di ring yang sudah disediakan. Baik dari pihak Gon, maupun pihak Razor, keduanya telah memakai sarung tinju. Tapi sebelum pertandingan benar-benar dimulai, dari pihak Razor memberi penjelasan.
"Kau tahu kan, aturan dalam bertinju?"
"Kau hanya perlu menjatuhkan lawan dengan tinjumu, begitu kan?"
"Benar, tapi di sini ada suatu peraturan spesial." Jelas Razor, "Pemain diperbolehkan menggunakan sejata, asalkan itu berasal dari nen."
"Apa!?"
"Objek apapun yang asalnya dari nen diperbolehkan disini, bahkan senapan!? Tinju macam apa itu!?" Protes orang-orang dari pihak Gon. Tapi kemudian, pihak Razor kembali memberi penjelasan.
"Kalian tak perlu khawatir, aku hanya akan bertarung menggunakan tinjuku. Mengizinkan pemain menggunakan senjata, sebenarnya itu keuntungan bagi kalian. Kau boleh segera mengganti pemain kalau kau mau."
"Tidak, akulah yang akan tetap melakukannya."
"Baiklah kalau begitu," Razor bersiap untuk memulai, "Tiga menit per ronde, pertarungan berakhir sampai ada pemain yang K.O. Ya, mulai!!"
Pertandingan dimulai.
"Aku rasa aku tahu kenapa kau memilih tinju ..."
Batssss!!!! Pihak Gon memulai serangan, ia memukul dengan pukulan emisi yang bagaikan tembakan. Namun sayang, lawan masih bisa menghindarinya.
"Hindaran yang bagus, mustahil kau bisa menghentikannya kalau kau tidak bersiap-siap. Aku jadi yakin kalau kau juga adalah tipe emisi, bukan? Bertarung di dalam area yang sempit, namun tetap bisa menjaga jarak dengan musuh. benar-benar kondisi yang cocok untuk seorang tipe emisi. Tapi sayang, kau membuat suatu kesalahan ..."
Petarung dari pihak Gon itu kembali bersiap untuk menyerang, "Masih ada banyak pengguna nen yang lebih kuat darimu, misalnya saja aku!!!" Iapun melancarkan suatu serangan bertubi-tubi, pukulan dengan jumlah yang begitu banyak.
"Whoa!! Serangannya seperti mesin peluru!"
"Mustahil lawan bisa menghindarinya!!" ucap rekan-rekannya. Sementara Gon dan Killua, mereka melihat secara fokus.
Bruuuk ...
Petarung dari pihak Razor ambruk. "Yeah! Dia jatuh!! Kemenangan yang mudah!!!"
"Tidak, mereka bedua sama-sama terkena serangan." ucap Gon dan Killua.
"Eh?" Yang lainnya kaget. Namun ternyata memang benar, beberapa detik kemudian petarung dari pihak Gon ikut terjatuh.
"Kedua petarung terjatuh, satu, dua ..." Razor mulai menghitung mundur.
"Ta-tapi bagaimana bisa?"
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Asulta dan rekan-rekannya benar-benar tak mengerti.
"Aku masih bisa!" Semakin mengejutkannya lagi, petarung dari pihak Razor kembali mampu berdiri. Sementara itu, petarung di pihak Gon tetap pingsan dan Razor tetap menghitung mundur. Sampai akhirnya, "Tujuh ... Delapan ... Sembilan ... Sepuluh ... Selesai! Dengan ini, kami menang." ucap Razor.
"Memang benar kalau aku adalah tipe emisi. Tapi, aku tidak membuat kesalahan apapun." ucap petarung dari pihak Razor itu.
"Hei, tolong beritahu kami apa yang sebenarnya terjadi!" Bisik Kazusuuru ke Killua.
"Huh, ternyata orang-orang ini memang benar-benar tidak berguna." Pikir Killua, dan kemudian iapun menjelaskannya, "Itu karena pukulan instan terakhirnya."
"Pukulan instan!?"
"Oh, jadi ada yang menyadarinya juga ya." Pikir petarung pihak Razor itu.
"Sebuah uppercut, pukulan keras tepat di bawah dagu. Ia memiliki kemampuan untuk membuat suatu dimensi yang memindahkan pukulannya menjadi langsung muncul tepat di bawah dagu lawannya. Pukulan pihak kita memang banyak, tapi terlalu lemah. Di lain sisi, pukulan lawan hanya sekali namun begitu kuat dan terarah, kurasa cukup kuat untuk menggetarkan otaknya. Apalagi dia menerimanya tepat tanpa persiapan apapun. Jadi pantas saja hasilnya seperti ini."
Selanjutnya adalah aku. Orang dari pihak Razor kini menantang untuk bermain bola. Ia telah membawa sebuah bola sepak, dan tantangannya adalah siapa yang bisa lebih banyak mendreble bola itu.
"Gon, Biscuit ..." Killua mempunyai suatu rencana.
"Ya, kurasa sebaiknya memang begitu." ucap Biscuit, dan kemudian maju.
"Ya, aku yang akan menjadi lawannya!"
"Oh? Seorang gadis kecil? Berhati-hatilah agar kau tak menyakiti dirimu sendiri."
"Melukai? Ini kan cuma bola." ucap Biscuit.
"Fufufu, biar aku jelaskan peraturannya. Pemenangnya adalah yang bisa mendreble bola ini lebih lama. Kau boleh menyerang lawanmu dengan nen, tapi kau tak boleh menyentuh bola lawanmu. Pertandingan akan berlangsung di ruangan ini. Kalau bolamu menyentuh lantai, kau dianggap kalah."
"Baik, aku mengerti." ucap Biscuit.
"Kalau begitu, ayo kita mulai. Bersiap ...
Ya!!"
Pertandinganpun dimulai. Namun benar-benar di luar dugaan, baru sebentar saja Biscuit mau mendendang bolanya, bola itu terjatuh ke lantai. "Oh, sepertinya ini lebih sulit dari dugaanku." ucap gadis itu sambil tersenyum. Kelihatannya, ia memang sengaja mengalah.
"!!!?" Semuanya kaget, baik dari pihak Razor maupun pihaknya.
"Baik, selanjutnya adalah aku, pak tua, apa kau mau sekarang?" Killua menantang lelaki bertubuh besar itu. "Yeah! Tentu saja, bersiaplah kau bocah!"
"Peraturannya sama dengan yang waktu itu kan?"
"Ya, yang pertama keluar dianggap kalah. Kau boleh menggunakan senjata, meskipun itu bukan dari nen. Perbedaanya dengan sumo biasa, pertarungan akan terus berlanjut selama kedua pemain masih ada di dalam lingkaran. Yang artinya aku tetap bisa menyiksamu berapa kalipun yang aku mau, hahaha!!" ucap lelaki bertubuh itu.
Sementara itu, razor kelihatan sudah mengetahui rencana mereka, "Begitu ya, sepertinya aku sudah tahu apa yang mereka inginkan ..." Pikirnya.
Waktu berlalu, dan tanpa terasa, "Yeah, itu adalah kemenangan kedelapan kami!!!" Pihak Razor memenangkan pertarungan ini.
"Kembalilah kemari, kami akan tetap menunggu kalian untuk kembali menantang kami." ucap orang dari pihak Razor. Sementara itu, lelaki bertubuh besar yang tadi melawan Killua terlihat benar-benar kesal.
"Kurang ajar kau bocah!!! Aku tahu kau sengaja mengalah, dasar pengecut!!!"
"tenanglah, pak tua, aku pasti akan ke sini lagi." ucap Killua.
"Pilihan yang bijaksana." Pikir Razor, "Mereka hanya mengumpulkan informasi mengenai pertandingan ini, mereka tahu kalaupun memaksa mereka tak akan bisa memperoleh kemenangan dengan kelompoknya yang sekarang. Tak diragukan lagi, mereka akan kembali, dengan kelompok yang lebih kuat lagi."
Mau tak mau, merekapun dibawa kembali keluar dari kota itu. Selanjutnya, mereka berpisah. Karena kalau dipikir-pikir, mustahil juga kelompok Bomber yang hanya terdiri dari tiga anggota itu bisa mendapat anggota untuk berpartisipasi dalam quest itu.
Satu per satu dari mereka menyebar pergi. Akan tetapi, Goreinu tetap tinggal di sana, sama seperti Gon dan yang lainnya.
"Apa yang kau inginkan?" Killua bertanya. Kemudian lelaki pemain solo itu menjawab, "Sama sepertimu, aku akan tetap mencari petarung-petarung kuat, benar kan? Kalau tidak, kalian pasti tak akan melakukan taktik tadi. Semuanya salah, yang terbaik adalah dengan mendapatkan kartunya secepatnya."
"Dan kita harus menghindari perselisihan antar kelompok." ucap Killua.
"Tepat sekali!"
"Huh?" Gon tak mengerti. Kemudian Killua menjelaskan, "Kita butuh setidaknya lima belas anggota. Tapi kalaupun kita menggunakan Clone untuk kartu itu, maksimalnya hanya bisa sampai tiga kartu. Jadi sejak awal, kalaupun mendapatkan kartunya kelompok ini hanya akan saling berebut. Aku baru sadar saat lelaki ini bilang sedikit munafik."
"Kalau kita berempat bisa memenangkan pertandingannya, berarti kita tinggal butuh empat pemain lagi. Dan pilihan terbaik adalah, mencari satu kelompok yang terdiri dari sebelas pemain." ucap Goreinu.
"Kenapa?" Gon masih tak mengerti.
"Kalau hanya terdiri dari tiga kelompok, akan mudah kan membagi kartunya." Jelas Killua.
"Ah, iya ..."
Bersambung ke Hunter x Hunter Chapter 158
KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD
Kedua petinju telah bersiap di ring yang sudah disediakan. Baik dari pihak Gon, maupun pihak Razor, keduanya telah memakai sarung tinju. Tapi sebelum pertandingan benar-benar dimulai, dari pihak Razor memberi penjelasan.
"Kau tahu kan, aturan dalam bertinju?"
"Kau hanya perlu menjatuhkan lawan dengan tinjumu, begitu kan?"
"Benar, tapi di sini ada suatu peraturan spesial." Jelas Razor, "Pemain diperbolehkan menggunakan sejata, asalkan itu berasal dari nen."
"Apa!?"
"Objek apapun yang asalnya dari nen diperbolehkan disini, bahkan senapan!? Tinju macam apa itu!?" Protes orang-orang dari pihak Gon. Tapi kemudian, pihak Razor kembali memberi penjelasan.
"Kalian tak perlu khawatir, aku hanya akan bertarung menggunakan tinjuku. Mengizinkan pemain menggunakan senjata, sebenarnya itu keuntungan bagi kalian. Kau boleh segera mengganti pemain kalau kau mau."
"Tidak, akulah yang akan tetap melakukannya."
"Baiklah kalau begitu," Razor bersiap untuk memulai, "Tiga menit per ronde, pertarungan berakhir sampai ada pemain yang K.O. Ya, mulai!!"
Pertandingan dimulai.
"Aku rasa aku tahu kenapa kau memilih tinju ..."
Batssss!!!! Pihak Gon memulai serangan, ia memukul dengan pukulan emisi yang bagaikan tembakan. Namun sayang, lawan masih bisa menghindarinya.
"Hindaran yang bagus, mustahil kau bisa menghentikannya kalau kau tidak bersiap-siap. Aku jadi yakin kalau kau juga adalah tipe emisi, bukan? Bertarung di dalam area yang sempit, namun tetap bisa menjaga jarak dengan musuh. benar-benar kondisi yang cocok untuk seorang tipe emisi. Tapi sayang, kau membuat suatu kesalahan ..."
Petarung dari pihak Gon itu kembali bersiap untuk menyerang, "Masih ada banyak pengguna nen yang lebih kuat darimu, misalnya saja aku!!!" Iapun melancarkan suatu serangan bertubi-tubi, pukulan dengan jumlah yang begitu banyak.
"Whoa!! Serangannya seperti mesin peluru!"
"Mustahil lawan bisa menghindarinya!!" ucap rekan-rekannya. Sementara Gon dan Killua, mereka melihat secara fokus.
Bruuuk ...
Petarung dari pihak Razor ambruk. "Yeah! Dia jatuh!! Kemenangan yang mudah!!!"
"Tidak, mereka bedua sama-sama terkena serangan." ucap Gon dan Killua.
"Eh?" Yang lainnya kaget. Namun ternyata memang benar, beberapa detik kemudian petarung dari pihak Gon ikut terjatuh.
"Kedua petarung terjatuh, satu, dua ..." Razor mulai menghitung mundur.
"Ta-tapi bagaimana bisa?"
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Asulta dan rekan-rekannya benar-benar tak mengerti.
"Aku masih bisa!" Semakin mengejutkannya lagi, petarung dari pihak Razor kembali mampu berdiri. Sementara itu, petarung di pihak Gon tetap pingsan dan Razor tetap menghitung mundur. Sampai akhirnya, "Tujuh ... Delapan ... Sembilan ... Sepuluh ... Selesai! Dengan ini, kami menang." ucap Razor.
"Memang benar kalau aku adalah tipe emisi. Tapi, aku tidak membuat kesalahan apapun." ucap petarung dari pihak Razor itu.
"Hei, tolong beritahu kami apa yang sebenarnya terjadi!" Bisik Kazusuuru ke Killua.
"Huh, ternyata orang-orang ini memang benar-benar tidak berguna." Pikir Killua, dan kemudian iapun menjelaskannya, "Itu karena pukulan instan terakhirnya."
"Pukulan instan!?"
"Oh, jadi ada yang menyadarinya juga ya." Pikir petarung pihak Razor itu.
"Sebuah uppercut, pukulan keras tepat di bawah dagu. Ia memiliki kemampuan untuk membuat suatu dimensi yang memindahkan pukulannya menjadi langsung muncul tepat di bawah dagu lawannya. Pukulan pihak kita memang banyak, tapi terlalu lemah. Di lain sisi, pukulan lawan hanya sekali namun begitu kuat dan terarah, kurasa cukup kuat untuk menggetarkan otaknya. Apalagi dia menerimanya tepat tanpa persiapan apapun. Jadi pantas saja hasilnya seperti ini."
Selanjutnya adalah aku. Orang dari pihak Razor kini menantang untuk bermain bola. Ia telah membawa sebuah bola sepak, dan tantangannya adalah siapa yang bisa lebih banyak mendreble bola itu.
"Gon, Biscuit ..." Killua mempunyai suatu rencana.
"Ya, kurasa sebaiknya memang begitu." ucap Biscuit, dan kemudian maju.
"Ya, aku yang akan menjadi lawannya!"
"Oh? Seorang gadis kecil? Berhati-hatilah agar kau tak menyakiti dirimu sendiri."
"Melukai? Ini kan cuma bola." ucap Biscuit.
"Fufufu, biar aku jelaskan peraturannya. Pemenangnya adalah yang bisa mendreble bola ini lebih lama. Kau boleh menyerang lawanmu dengan nen, tapi kau tak boleh menyentuh bola lawanmu. Pertandingan akan berlangsung di ruangan ini. Kalau bolamu menyentuh lantai, kau dianggap kalah."
"Baik, aku mengerti." ucap Biscuit.
"Kalau begitu, ayo kita mulai. Bersiap ...
Ya!!"
Pertandinganpun dimulai. Namun benar-benar di luar dugaan, baru sebentar saja Biscuit mau mendendang bolanya, bola itu terjatuh ke lantai. "Oh, sepertinya ini lebih sulit dari dugaanku." ucap gadis itu sambil tersenyum. Kelihatannya, ia memang sengaja mengalah.
"!!!?" Semuanya kaget, baik dari pihak Razor maupun pihaknya.
"Baik, selanjutnya adalah aku, pak tua, apa kau mau sekarang?" Killua menantang lelaki bertubuh besar itu. "Yeah! Tentu saja, bersiaplah kau bocah!"
"Peraturannya sama dengan yang waktu itu kan?"
"Ya, yang pertama keluar dianggap kalah. Kau boleh menggunakan senjata, meskipun itu bukan dari nen. Perbedaanya dengan sumo biasa, pertarungan akan terus berlanjut selama kedua pemain masih ada di dalam lingkaran. Yang artinya aku tetap bisa menyiksamu berapa kalipun yang aku mau, hahaha!!" ucap lelaki bertubuh itu.
Sementara itu, razor kelihatan sudah mengetahui rencana mereka, "Begitu ya, sepertinya aku sudah tahu apa yang mereka inginkan ..." Pikirnya.
Waktu berlalu, dan tanpa terasa, "Yeah, itu adalah kemenangan kedelapan kami!!!" Pihak Razor memenangkan pertarungan ini.
"Kembalilah kemari, kami akan tetap menunggu kalian untuk kembali menantang kami." ucap orang dari pihak Razor. Sementara itu, lelaki bertubuh besar yang tadi melawan Killua terlihat benar-benar kesal.
"Kurang ajar kau bocah!!! Aku tahu kau sengaja mengalah, dasar pengecut!!!"
"tenanglah, pak tua, aku pasti akan ke sini lagi." ucap Killua.
"Pilihan yang bijaksana." Pikir Razor, "Mereka hanya mengumpulkan informasi mengenai pertandingan ini, mereka tahu kalaupun memaksa mereka tak akan bisa memperoleh kemenangan dengan kelompoknya yang sekarang. Tak diragukan lagi, mereka akan kembali, dengan kelompok yang lebih kuat lagi."
Mau tak mau, merekapun dibawa kembali keluar dari kota itu. Selanjutnya, mereka berpisah. Karena kalau dipikir-pikir, mustahil juga kelompok Bomber yang hanya terdiri dari tiga anggota itu bisa mendapat anggota untuk berpartisipasi dalam quest itu.
Satu per satu dari mereka menyebar pergi. Akan tetapi, Goreinu tetap tinggal di sana, sama seperti Gon dan yang lainnya.
"Apa yang kau inginkan?" Killua bertanya. Kemudian lelaki pemain solo itu menjawab, "Sama sepertimu, aku akan tetap mencari petarung-petarung kuat, benar kan? Kalau tidak, kalian pasti tak akan melakukan taktik tadi. Semuanya salah, yang terbaik adalah dengan mendapatkan kartunya secepatnya."
"Dan kita harus menghindari perselisihan antar kelompok." ucap Killua.
"Tepat sekali!"
"Huh?" Gon tak mengerti. Kemudian Killua menjelaskan, "Kita butuh setidaknya lima belas anggota. Tapi kalaupun kita menggunakan Clone untuk kartu itu, maksimalnya hanya bisa sampai tiga kartu. Jadi sejak awal, kalaupun mendapatkan kartunya kelompok ini hanya akan saling berebut. Aku baru sadar saat lelaki ini bilang sedikit munafik."
"Kalau kita berempat bisa memenangkan pertandingannya, berarti kita tinggal butuh empat pemain lagi. Dan pilihan terbaik adalah, mencari satu kelompok yang terdiri dari sebelas pemain." ucap Goreinu.
"Kenapa?" Gon masih tak mengerti.
"Kalau hanya terdiri dari tiga kelompok, akan mudah kan membagi kartunya." Jelas Killua.
"Ah, iya ..."
Bersambung ke Hunter x Hunter Chapter 158

Comments
Post a Comment