Namaku adalah Kido Tatsuhiko, 18 Tahun.
Musim panas tahun ini, aku pindah ke
kota untuk masuk Universitas. Sekolah baru,
rumah baru, dan mulai besok aku akan memulai
kehidupan baruku tanpa ada masalah.
Yah, setidaknya itulah yang aku pikirkan.
Namun pada kenyataannya
...
"Kau lihat kan? Memang ada lubang di sini!!" Seorang pemuda yang tak lain adalah Kido mencoba untuk meyakinkan temannya, Yoneyama. Dan memang benar, terdapat suatu celah kecil di dinding ruangan itu. Namun berbeda dengan apa yang Kido katakan, tak terlihat apapun di balik lubang itu.
"Aku tak bisa melihat apapun, paling-paling tadi itu hanya imajinasimu saja." ucap Yoneyama. Akan tetapi, Kido benar-benar yakin kalau apa yang dilihatnya adalah kenyataan. "Aku serius! Aku tidak berbohong, kau tahu!"
"Ini hanyalah sebuah lubang kecil, kau pasti hanya gugup karena baru di apartemen ini. Yah, ayolah, kita lanjutkan saja minum-minumnya!" Ajak Yoneyama. Dan dengan terpaksa, Kidopun kembali bersulang. "Untuk merayakan kehidupan bebas kita!" ucap Yoneyama.
"Sial, padahal aku ini serius." ucap Kido. Dan tak lama setelah mereka minum, pemuda itu kembali penasaran dan melihat ke arah lubang itu. "Aku sangat yakin, dan beberapa kali aku merasakan tatapan orang dari balik lubang ini."
"Sudahlah Tatsuhiko, jangan terlalu dipikirkan." ucap Yoneyama. Kemudian hari semakin larut, dan mereka ketiduran. "Ukkhhh!!" Kido terbangun. "Kepalaku sakit, sepertinya aku minum terlalu banyak." Ia berdiri dan kemudian mematikan lampunya.
Setelah lampu itu mati, ruangan menjadi gelap. Dan anehnya, suatu cahaya terpancar dari lubang misterius tadi. "Cahaya?" Kido penasaran dan kembali melihat ke arah lubang ini. Dan ...
Ia benar-benar kaget.
Terlihat sesosok perempuan sedang melakukan suatu kegiatan yang benar-benar tak pernah Kido duga. Dengan tangan kanannya, perempuan itu meremas dadanya sendiri yang masih ditutupi oleh baju. Sementara tangan kirinya, terlihat sudah masuk ke sela yang ada di balik celana dalamnya.
"Eeeehh!?" Pemuda itu masih kaget, masih tak mampu berkata apa-apa setelah melihat hal itu. Lalu terlihat kalau perempuan itu mulai sadar dirinya diamati, namun yang ia lakukan malah mendekat. Mendadak perempuan itu mendekatkan matanya ke lubang sama seperti yang Kido lakukan.
"Aaaahh!!!" Kido semakin kaget dan mundur, begitu panik hingga menabrak meja yang ada di belakangnya. "Uukh!!"
Masih dalam keadaan panik, Kido mencoba untuk membangunkan rekannya, "Hei, bangun Yoneyama!! Ada mata, aku melihat sebuah mata!!" Teriaknya. Namun sepertinya, Yoneyama terlalu mabok dan tak bisa bangun lagi.
"Sial!" Kido keluar sendiri dan langsung menuju pintu ruang sebelah. Dinding itu adalah dinding yang membatasi antara ruangannya dan ruangan sebelah. Jadi, perempuan yang dilihatnya tadi pastilah berasal dari ruang sebelah.
"Pasti pintu ini. Aku pernah mencoba untuk menyapanya, tapi yang tinggal di ruangan ini selalu sedang tidak ada di rumah. Apa yang harus aku lakukan? Yang tadi itu ... Perempuan, bukan? Akan buruk kalau dia tiba-tiba berteriak."
Kido tampak bingung, "Tunggu! Kalau begitu, sebagai lelaki akulah pihak yang akan dirugikan kan? Bagaimana kalau dia mengelak dan berkata kalau dia tak pernah mengintip? Bagaimana kalau dia bahkan bilang kalau dia tak tahu ada lubang di sana? Tidak! Jelas-jelas dia melihat melalui lubang itu berkali-kali. Tapi, bagaimana kalau dia tidak tinggal sendiri? Bagaimana kalau seorang lelaki bertubuh besar yang keluar? Ini akan buruk." Pikirnya. Sampai akhirnya, Kidopun memutuskan untuk ...
"Yah, masuk saja dengan sopan dan bilang kalau ada lubang di dinding."
Pemuda itu menekan bel, sambil tetap memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. "Kalau reaksinya hanya : Oh, aku tak menyadarinya, pemilik apartementnya benar-benar ceroboh, selanjutnya tinggal menutup lubangnya saja. Tapi kalau : Sialan!! Jadi kau mengintipku setiap hari ya!? kalau seperti itu aku perlu minta bantuan Yoneyama. Yah, bagaimanapun resiko memang ada, tapi tak peduli wanita tua mesum seperti apapun dia ..."
Perlahan pintu terbuka.
"Aku akan menghadapinya dengan keberanian." Pikir Kido. Namun ternyata, yang muncul bukanlah seorang wanita tua mesum atau apa, melainkan gadis manis yang tampaknya seumuran dengannya.
"Benar-benar tak teduga." Pikir Yoneyama.
"Ah, anu, kenalkan aku tetangga barumu, Kido, boleh aku masuk untuk bicara sebentar?" tanya pemuda itu.
"Tanpa percakapan apapun melalui interphone,
seorang gadis muda yang seumuran denganku muncul dari balik pintu."
seorang gadis muda yang seumuran denganku muncul dari balik pintu."
Gadis itu tak menjawab, dan malah bersiap untuk kembali menutup pintunya.
"Ah!" Kido tak mau ia kabur begitu saja, pemuda itu menginginkan penjelasan. Dengan cepat iapun menyelipkan kakinya ke pintu agar pintu tak bisa ditutup. Gadis itu kemudian berlari ke dalam, dan Kido mengejar. "Hei, tunggu!!" Teriaknya sambil memegang pergelangan tangan gadis itu. Dan ...
"Aaaah!!" Pemuda itu tersandung dan kemudian terjatuh, terjatuh menimpa tubuh si gadis yang terlentang di atas lantai.
"Ini buruk." Pikir Kido. "Menangkapnya dengan paksa tanpa berpikir terlebih dahulu, ini adalah ... Ini adalah suatu tindakan kamera."
Ckrekkk!! Si gadis yang ternyata membawa kamera malah mengabadikan kejadian tersebut.
"Eeehhh!!?" Pemuda itu semakin kaget, tentu saja. Kemudian ia bangun dan segera berteriak, "Apa yang kau lakukan!?"
"Kau sendiri, memangnya apa yang kau inginkan masuk tiba-tiba ke kamar seorang gadis seperti itu?" Gadis itu menyembunyikan kamera yang dibawanya di balik punggung. "Berikan itu padaku!!" Kido berusaha untuk mengambilnya. Namun setelah gadis itu berkata, "Diam atau aku akan berteriak!"
Kido langsung terdiam. Dan di tengah keheningan itu, ia melihat ke arah lubang yang ada di dinding. Di sebelahnya, terpajang sebuah cermin. "Jadi saat dia tidak sedang mengintip, dia menutupi lubangnya dengan cermin ya, pantas saja saat itu aku dan Yoneyama tak bisa melihat apapun." Pikir Kido, dan kemudian memberitahukan alasannya pada si gadis.
"Aku datang kemari untuk memberitahumu mengenai lubang itu."
"Fufufu" Gadis itu malah hanya tertawa kecil.
"Jadi aku terekspos ya? Kau melihatnya kan, bentuk asli dari keinginan manusia. Huh, memikirkannya saja membuatku benar-benar terangsang." ucap gadis itu. Kido masih bingung tak mengerti, dalam hati mungkin saja ia bertanya-tanya gadis macam apa yang sedang duduk di depannya itu.
"Aku bisa saja menghapus foto ini, namun dengan suatu syarat." ucap gadis itu.
"Namaku adalah Ikuno Emiru." Gadis itu bahkan memperkenalkan dirinya, sebelum kemudian iapun menjelaskan persyaratannya. "Kalau kau setuju, Kido-san, mari kita saling menunjukan masing-masing."
Klik di sini untuk mendownload versi manga Nozuki Ana Chapter 1 Bahasa Indonesia,
atau di sini untuk baca online komik Nozuki Ana Chapter 1 Bahasa Indonesia

Comments
Post a Comment