Sebelumnya : Fairy Tail Chapter 312
Lucy yang lain muncul secara tiba-tiba di hadapan mereka. Tentu saja semua yang melihat tampak kaget, terutama Natsu, dan Lucy sendiri. Dan yang lebih mengejutkan, ada apa di balik wajah sedih Lucy yang berasal dari masa depan tersebut?
"Lucy yang lain ..."
"Ba-bagaimana mungkin ..."
"Ini bukan Gemini, kan?"
"Ini juga bukan Edolas, kan?"
"Aku yakin kalian pasti sudah mengetahui tentang proyek Gerhana, gerbang yang memungkinkan perjalanan waktu." ucap Lucy masa depan.
"Proyek gerhana, jangan-jangan!?"
"Jangan-jangan kau menggunakannya untuk ..."
"Aku datang dari masa depan." ucap Lucy masa depan.
"Apa!!!?" semua menjadi semakin kaget, terlbih setelah mendengar pernyataan itu.
"Ti-tidak mungkin ..." ucap Loki yang masih sangat sulit untuk percaya.
"Negara ini ...
Akan segera ..."
Bruuk ...
Belum sempat melanjutkan kata-katanya, tiba-tiba Lucy masa depan pingsan.
"Hei!!" Natsu berusaha untuk membangunkannya.
"Apa kau baik-baik saja??" Wendy khawatir.
"Apa yang sebenarnya terjadi ..."
"Aku tak tahu ..." ucap Happy dan Lily.
Melihat dirinya sendiri, daritadi Lucy hanya terdiam.
"Lucy ..." Mira khawatir. Kemudian Lucy berkata, "Ini menyeramkan. Kenapa aku?"
"Ngomong-ngomong, kita tak bisa membiarkannya pingsan di sini, kan? Ayo bawa Lucy yang ini juga." Natsu mengangkut tubuh Lucy masa depan. "Ayo segera keluar dari kastil ini dan tembakkan sebuah sinyal yang menandakan kalau penyelamatan Lucy berhasil."
"Yah, meskipun kita tak menyangka akan berakhir dengan dua Lucy seperti ini."
Di Istana, pembicaraan antara mentri dan tuan putri masih terus berlanjut ...
"Aku benar-benar tak mengerti. Untuk membuka gerbang Eclipse, kau butuh sihir penyihir kalestial. Tapi kau sudah mengirim mereka berdua ke ruang Neraka, bukankah itu berlawanan?"
"Ya, itu karena waktu itu aku sudah memegang keduabelas kunci mereka." ucap tuan putri. "Aku benar-benar terburu-buru."
"Sekarang, mereka berhasil mendapatkan kuncinya kembali, bagaimana kau akan membuka gerbang gerhana?"
"Aku sudah menggunakan kuncinya." ucap tuan putri.
"Eeh!!?"
"Aku sudah menggunakannya kemarin untuk membuka kunci gerhana. Sekarang, kita hanya perlu membuka gerbangnya dengan tangan salah seorang manusia."
"Apa salah seorang manusia itu sudah siap untuk mengubah masa depan dari dunia?"
"Aku tak bisa melakukannya sendiri." ucap tuan putri, "Itulah kenapa aku menginginkan persetujuanmu, dan juga Arcadios mendampingi di sampingku. Aku akan membuat keputusan mengenai membuka gerbang gerhana tergantung hasil dari Daimatou Enbu."
Di arena, pertarungan masih fokus pada threesome Minerva, Erza, dan Kagura. Dengan Milliana berada di tangan Minerva, kedua lawannya begitu marah. "Ya, itulah ekspresi wajah yang ingin kulihat." ucap Minerva.
"Cepat lepaskan Milliana." ucap Kagura.
"Aku akan menunjukkan bagaimana pertarungan seorang raja." ucap Minerva.
"Aku tak akan mengatakannya dua kali. kalau kau ingin tetap hidup ...
Lepaskan temanku!" Kagura semakin marah.
"Lepaskan saja dia sendiri." ucap Minerva.
Kagura bergerak cepat, kini ia telah berada tepat di depan Minerva dan bersiap untuk menebas dengan pedangnya. "Cepat ..." pikir Erza.
"kau akan menjadi macan kedua yang kumakan." Kagura menebas pedangnya.
"Kuharap yang kali ini bagus." ucap Minerva. Dan tiba-tiba, sesaat sebelum dirinya ditebas, ia berubah menjadi Erza. Bukan berubah, lebih tepatnya ia bertukar posisi dengan Erza.
Erza kaget, dan refleks untung saja ia cepat dan menahan tebasan pedang Kagura dengan pedangnya. Mereka berdua kaget, para penonton juga kaget.
"Dia bertukar tempat?"
"Bertukar tempat denganku?"
"Selesaikanlah pertarungan antara kalian berdua, aku akan bertarung melawan yang menang." ucap Minerva, dan kemudian menghilangkan Milliana. Semacam memindahkannya ke dimensi lain untuk sementara waktu.
"Kalau kau ikut campur hanya untuk melakukan ini, kau cukup menyedihkan." ucap Erza.
"Raja adalah yang menggerakkan pion berdasarkan strateginya sendiri. Harusnya kalian merasa terhormat, dua lawan satu itu terlalu banyak. Aku mengakui setidaknya kesalahperhitungan tersebut. Raja harus selalu menang, tak peduli bagaimanapun kondisinya."
"Lepaskan Milliana!!" teriak Erza lagi.
"Jangan ..." Kagura tak membiarkan Erza mendekati Minerva, "Jangan bertindak seolah kau adalah temannya!!" teriak Kagura.
"Kelihatannya kalian punya banyak hal untuk dibicarakan, aku akan menunggu." ucap Minerva dan pergi.
"Aku setuju dengan peraturanmu, jadi lepaskan Milliana!" ucap Kagura. Tapi saat ia menghadap ke belakang, Minerva sudah menghilang.
"Dia sudah benar-benar mengecohmu." ucap Erza.
"Diam ...
Aku akan menebas kalian berdua, kau dan wanita macan itu." ucap Kagura.
Di sisi lain, Gajeel sedang berkeliling mencari lawan. "Sial, strategi master pertama berakhir kacau seperti ini. Aku ingin tahu darimana awal kesalahannya ..." ucap Gajeel. Sampai kemudian, ia berpapasan dengan Rogue.
"Hm?"
"Gajeel ..."
"Kau keras kepala ya." ucap Gajeel. "Tapi, aku tidaklah seramah Salamander itu, jadi bersiaplah."
Di sisi Laxus, ia telah berhadapan dengan Orga, salah satu anggota Sabertooth. "Akhirnya kita bertemu, Laxus."
"Kau ... Si petir hitam itu?"
"Jadi kau mengetahuinya, ya? Tapi tepatnya, aku adalah God Slayer petir."
"Meskipun kau bisa membunuh dewa, tidak berarti kau bisa membunuh peri juga, kan?" ucap Laxus.
Pertarungan demi pertarungan telah siap untuk dimulai. "Ngomong-ngomong, dimana Sting-kun berada?" komentator bertanya-tanya. "Lacrima bahkan tak mampu mencari gambarnya."
"Ayo lakukan yang terbaik ...
Dan bawa Lector kembali ..." ucap Fro.
Dari Istana, lewat layar tuan putri dan mentri menyaksikan jalannya pertarungan. "Akankah ini berakhir seperti apa yang orang dari masa depan itu katakan? Bagiku itu agak ..."
"Itulah kenapa dikatakan sebagai hasil yang benar-benar tak terduga." ucap tuan putri.
Di suatu gang, tempat kecil yang jauh dari orang-orang, tampak Sting sedang duduk sendiri. Dari awal, Sting hanya duduk di sana. "Kotor sekali kau, putri."
"Tapi yah, mereka boleh melakukan apapun yang mereka mau. Skenario yang kupikir akan membawa kita menuju kemenangan terbaik ... Lihat aku, Lector."
Bersambung ke Fairy Tail Chapter 314
KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD
Lucy yang lain muncul secara tiba-tiba di hadapan mereka. Tentu saja semua yang melihat tampak kaget, terutama Natsu, dan Lucy sendiri. Dan yang lebih mengejutkan, ada apa di balik wajah sedih Lucy yang berasal dari masa depan tersebut?
"Lucy yang lain ..."
"Ba-bagaimana mungkin ..."
"Ini bukan Gemini, kan?"
"Ini juga bukan Edolas, kan?"
"Aku yakin kalian pasti sudah mengetahui tentang proyek Gerhana, gerbang yang memungkinkan perjalanan waktu." ucap Lucy masa depan.
"Proyek gerhana, jangan-jangan!?"
"Jangan-jangan kau menggunakannya untuk ..."
"Aku datang dari masa depan." ucap Lucy masa depan.
"Apa!!!?" semua menjadi semakin kaget, terlbih setelah mendengar pernyataan itu.
"Ti-tidak mungkin ..." ucap Loki yang masih sangat sulit untuk percaya.
"Negara ini ...
Akan segera ..."
Bruuk ...
Belum sempat melanjutkan kata-katanya, tiba-tiba Lucy masa depan pingsan.
"Hei!!" Natsu berusaha untuk membangunkannya.
"Apa kau baik-baik saja??" Wendy khawatir.
"Apa yang sebenarnya terjadi ..."
"Aku tak tahu ..." ucap Happy dan Lily.
Melihat dirinya sendiri, daritadi Lucy hanya terdiam.
"Lucy ..." Mira khawatir. Kemudian Lucy berkata, "Ini menyeramkan. Kenapa aku?"
"Ngomong-ngomong, kita tak bisa membiarkannya pingsan di sini, kan? Ayo bawa Lucy yang ini juga." Natsu mengangkut tubuh Lucy masa depan. "Ayo segera keluar dari kastil ini dan tembakkan sebuah sinyal yang menandakan kalau penyelamatan Lucy berhasil."
"Yah, meskipun kita tak menyangka akan berakhir dengan dua Lucy seperti ini."
Di Istana, pembicaraan antara mentri dan tuan putri masih terus berlanjut ...
"Aku benar-benar tak mengerti. Untuk membuka gerbang Eclipse, kau butuh sihir penyihir kalestial. Tapi kau sudah mengirim mereka berdua ke ruang Neraka, bukankah itu berlawanan?"
"Ya, itu karena waktu itu aku sudah memegang keduabelas kunci mereka." ucap tuan putri. "Aku benar-benar terburu-buru."
"Sekarang, mereka berhasil mendapatkan kuncinya kembali, bagaimana kau akan membuka gerbang gerhana?"
"Aku sudah menggunakan kuncinya." ucap tuan putri.
"Eeh!!?"
"Aku sudah menggunakannya kemarin untuk membuka kunci gerhana. Sekarang, kita hanya perlu membuka gerbangnya dengan tangan salah seorang manusia."
"Apa salah seorang manusia itu sudah siap untuk mengubah masa depan dari dunia?"
"Aku tak bisa melakukannya sendiri." ucap tuan putri, "Itulah kenapa aku menginginkan persetujuanmu, dan juga Arcadios mendampingi di sampingku. Aku akan membuat keputusan mengenai membuka gerbang gerhana tergantung hasil dari Daimatou Enbu."
Di arena, pertarungan masih fokus pada threesome Minerva, Erza, dan Kagura. Dengan Milliana berada di tangan Minerva, kedua lawannya begitu marah. "Ya, itulah ekspresi wajah yang ingin kulihat." ucap Minerva.
"Cepat lepaskan Milliana." ucap Kagura.
"Aku akan menunjukkan bagaimana pertarungan seorang raja." ucap Minerva.
"Aku tak akan mengatakannya dua kali. kalau kau ingin tetap hidup ...
Lepaskan temanku!" Kagura semakin marah.
"Lepaskan saja dia sendiri." ucap Minerva.
Kagura bergerak cepat, kini ia telah berada tepat di depan Minerva dan bersiap untuk menebas dengan pedangnya. "Cepat ..." pikir Erza.
"kau akan menjadi macan kedua yang kumakan." Kagura menebas pedangnya.
"Kuharap yang kali ini bagus." ucap Minerva. Dan tiba-tiba, sesaat sebelum dirinya ditebas, ia berubah menjadi Erza. Bukan berubah, lebih tepatnya ia bertukar posisi dengan Erza.
Erza kaget, dan refleks untung saja ia cepat dan menahan tebasan pedang Kagura dengan pedangnya. Mereka berdua kaget, para penonton juga kaget.
"Dia bertukar tempat?"
"Bertukar tempat denganku?"
"Selesaikanlah pertarungan antara kalian berdua, aku akan bertarung melawan yang menang." ucap Minerva, dan kemudian menghilangkan Milliana. Semacam memindahkannya ke dimensi lain untuk sementara waktu.
"Kalau kau ikut campur hanya untuk melakukan ini, kau cukup menyedihkan." ucap Erza.
"Raja adalah yang menggerakkan pion berdasarkan strateginya sendiri. Harusnya kalian merasa terhormat, dua lawan satu itu terlalu banyak. Aku mengakui setidaknya kesalahperhitungan tersebut. Raja harus selalu menang, tak peduli bagaimanapun kondisinya."
"Lepaskan Milliana!!" teriak Erza lagi.
"Jangan ..." Kagura tak membiarkan Erza mendekati Minerva, "Jangan bertindak seolah kau adalah temannya!!" teriak Kagura.
"Kelihatannya kalian punya banyak hal untuk dibicarakan, aku akan menunggu." ucap Minerva dan pergi.
"Aku setuju dengan peraturanmu, jadi lepaskan Milliana!" ucap Kagura. Tapi saat ia menghadap ke belakang, Minerva sudah menghilang.
"Dia sudah benar-benar mengecohmu." ucap Erza.
"Diam ...
Aku akan menebas kalian berdua, kau dan wanita macan itu." ucap Kagura.
Di sisi lain, Gajeel sedang berkeliling mencari lawan. "Sial, strategi master pertama berakhir kacau seperti ini. Aku ingin tahu darimana awal kesalahannya ..." ucap Gajeel. Sampai kemudian, ia berpapasan dengan Rogue.
"Hm?"
"Gajeel ..."
"Kau keras kepala ya." ucap Gajeel. "Tapi, aku tidaklah seramah Salamander itu, jadi bersiaplah."
Di sisi Laxus, ia telah berhadapan dengan Orga, salah satu anggota Sabertooth. "Akhirnya kita bertemu, Laxus."
"Kau ... Si petir hitam itu?"
"Jadi kau mengetahuinya, ya? Tapi tepatnya, aku adalah God Slayer petir."
"Meskipun kau bisa membunuh dewa, tidak berarti kau bisa membunuh peri juga, kan?" ucap Laxus.
Pertarungan demi pertarungan telah siap untuk dimulai. "Ngomong-ngomong, dimana Sting-kun berada?" komentator bertanya-tanya. "Lacrima bahkan tak mampu mencari gambarnya."
"Ayo lakukan yang terbaik ...
Dan bawa Lector kembali ..." ucap Fro.
Dari Istana, lewat layar tuan putri dan mentri menyaksikan jalannya pertarungan. "Akankah ini berakhir seperti apa yang orang dari masa depan itu katakan? Bagiku itu agak ..."
"Itulah kenapa dikatakan sebagai hasil yang benar-benar tak terduga." ucap tuan putri.
Di suatu gang, tempat kecil yang jauh dari orang-orang, tampak Sting sedang duduk sendiri. Dari awal, Sting hanya duduk di sana. "Kotor sekali kau, putri."
"Tapi yah, mereka boleh melakukan apapun yang mereka mau. Skenario yang kupikir akan membawa kita menuju kemenangan terbaik ... Lihat aku, Lector."
Bersambung ke Fairy Tail Chapter 314

Comments
Post a Comment